INHILKLIK.COM, PEKANBARU - Akhirnya pembangunan jalan nasional ke kawasan ekonomi Kuala Enok, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau dan Tanjung Buton, Siak akan segera dilaksanakan dan diharapkan selesai dalam beberapa tahun ke depan.
Ini ditindaklanjuti pemerintah pusat sesuai hasil pertemuan terbatas (ratas) antara Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman dengan Presiden RI Joko Widodo, Rabu (31/5/2017) lalu.
Pada Jumat (2/6/2017) pagi ini, dalam pertemuan dengan Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto di Hotel Novotel Pekanbaru, Gubri berharap pembangunan kawasan ekonomi Kuala Enok dan Tanjung Buton akan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi di Negeri Lancang Kuning.
"Karena ini bagian dari proyek strategis nasional, tentu kita berharap dukungan penuh dari Pemerintah Pusat, khususnya Kementerian PUPR," harap pria yang murah senyum ini.
Rencananya, jalan nasional yang akan dibangun, yakni rute Siak Sri Indrapura-Mengkapan Buton sepanjang 44,82 km dan rute Bagan Jaya-Kuala Enok sepanjang 63,2 km. Dua rute jalan nasional ini mulai dibangun tahun ini dan diharapkan tuntas dalam tiga tahun ke depan.
Seperti diketahui, dalam ratas dengan Presiden, Gubri Andi menyampaikan beberapa program stategis nasional dan program prioritas Pemprov Riau.
Misalnya pertama, soal Jalan Tol Pekanbaru-Dumai. Dimana ditargetkan akhir Juni pembebasan lahan tol tuntas dikerjakan BPN/ATR, sehingga PT Hutama Karya yang ditunjuk sebagai pengerjaan fisik segera eksekusi.
Kedua, soal Rel Kereta Api Pekanbaru-Dumai. Terkait hal ini, Presiden sudah menginstruksikan Kementerian Perhubungan untuk menyelesaikan persoalan yang menghambat proyek strategis nasional itu.
Ketiga terkait kawasan industri di Provinsi Riau, diantaranya Kuala Enok di Indragiri Hilir dan Tanjung Buton di Siak. Pengembangan kawasan ini mempunyai dampak ekonomis tidak saja untuk Riau tapi Indonesia.
Keempat, soal potensi di garis pantai pesisir Riau, yang panjangnya dua kali lipat Pulau Jawa. Diharapkan potensi tersebut dapat membawa dampak positif terhadap peningkatan perekonomian masyarakat.
Kelima, soal potensi destinasi pariwisata unggulan Riau. Seperti Bono, Bakar Tongkang, Paju Jalur dan lainnya. Dimana Pemprov Riau meminta agar pemerintah pusat dapat membantu pengembangan sektor pariwisata Riau melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
Ketujuh, landasan pacu (Runway) Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru sepanjang 3.000 meter dapat segera difungsikan, dalam upaya mendorong Embarkasi Haji di Provinsi Riau.
Kedelapan, soal Science Techno Park (STP) di Pasir Putih Kampar yang akan dilanjutkan pembangunannya menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Selain itu, soal pengembangan potensi sagu di Kepulauan Meranti dan Kelapa di Inhil juga dipaparkan. (Mcr)