INHILKLIK.COM - Pengamat antropologi mungkin bingung dengan situasi Indonesia. Ketika berada di dalam kelas, diskusi atau mengobrol antara pengajar dan murid biasanya sepi interaksi. Tapi begitu masuk ke media sosial, tiba-tiba mereka sangat cerewet, bahkan terkadang sulit dikendalikan. Tak mengherankan bila kemudian berita bohong (hoax) begitu gampang menyebar karena biasanya mereka sulit mencerna informasi. Terpenting adalah meneruskannya supaya dianggap eksis.
Tak heran media sosial begitu berkembang. Entah itu berbasis messaging hingga bersifat komunikasi lintas generasi semua dilahap masyarakat. Seperti Facebook yang telah digunakan 126 juta orang di Indonesia, sedangkan penetrasi internet sekitar 132 juta per Juni 2017. Data dari Internet World Stats itu dapat menjadi dasar bahwa pengguna internet Indonesia juga pengguna Facebook. Uniknya banyak yang tidak sadar, terutama kalangan bawah, bahwa masuk ke Facebook adalah menggunakan Iinternet. Angka ini sepertinya akan terus naik seiring penetrasi internet Indonesia yang terus naik.
Selain Facebook, aplikasi media sosial populer lain adalah Instagram. Aplikasi yang diakuisisi Facebook pada 2012 itu kini telah digunakan 45 juta pengguna smartphone Indonesia. Indonesia dianggap pasar yang sangat bagus karena pada awal 2016, baru 22 juta pengguna, namun pada Juli 2017 melambung sebanyak 45 juta. Indonesia punya komunitas terbesar di Asia Pasifik dan sangat getol menggunakan fitur Instagram Story. Berbagi momen penting dalam kehidupan seseorang menjadi sesuatu yang populer bagi pengguna di Indonesia.
Aplikasi lain yang juga populer adalah Youtube. Ada puluhan juta pengguna Youtube. Mereka memanfaatkannya untuk membuat kanal agar terhubung ke penggemarnya. Seperti rentetan artis hingga tutorial menjadi kanal paling atraktif bagi pengguna Indonesia. Yang juga populer adalah Twitter, layanan microblogging bisa menjelma menjadi sesuatu yang sangat penting bagi pengguna Indonesia. Kultwit (kuliah twitter) menjadi salah satu fitur yang banyak dinikmati pengguna layanan ini.
Sedangkan, untuk yang berbasis messaging, WhatApp jadi yang populer mengalahkan Blackberry Messanger yang pernah merajai Indonesia. Pasar Indonesia sangat unik. Setiap orang bisa punya puluhan grup, bahkan gara-gara hal sepele bisa bikin grup. Ada grup arisan RT, kuliah, grup sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas, hingga grup tidak penting. Tapi itulah konsekuensi eksis di media sosial.
Dukungan pada aplikasi media sosial tak bisa dilepaskan dari jasa operator. Bagaimana mereka juga mengikuti gaya hidup pengguna, sepert memberi paket khusus Facebook atau messaging yang lebih murah atau memberi paket chat hingga gigabita, yang kadang juga tak habis hingga sebulan pemakaian. Seperti dilakukan Indosat Ooredoo yang menjadi operator terdepan, yang mengerti pelanggan. Pengalaman 50 tahun melayani pelanggan membuat rekam jejak Indosat sangat kuat melayani pelanggan Indonesia. (yan/tempo)
Indonesia Masyarakat Media Sosial
Ikuti Terus InhilKlik