INHILKLIK.COM, JAKARTA - Sebuah petisi yang mendukung agar iklan Supermarket Iceland ditayangkan di televisi Inggris mendapat lebih dari 670.000 tanda tangan. Petisi itu muncul setelah iklan yang menampilkan dampak penebangan hutan demi lahan sawit menjadi viral di media sosial.
James Corden, pembawa acara kondang, bahkan membagikan iklan tersebut di akun Twitter-nya dan disaksikan lebih dari 16 juta kali. Pada bagian akhir iklan tersebut, ada rentetan kalimat berbunyi:
"Dipersembahkan untuk 25 orangutan yang hilang setiap hari. Sampai semua minyak sawit tidak menyebabkan penghancuran hutan hujan sama sekali, kami menihilkan minyak sawit dari semua label produk kami."
April 2018, Iceland mengumumkan bakal menghentikan penggunaan produk mereknya sendiri yang menggunakan minyak kelapa sawit pada akhir tahun ini.
Jaringan pertokoan nasional yang bermarkas di Deeside —sekira empat jam perjalanan mobil dari London— akan menjadi supermarket besar pertama Inggris yang melarang kandungan minyak kelapa sawit, yang selama ini dipakai pada lebih dari setengah produknya, mulai dari biskuit sampai sabun.
Clearcast, lembaga di Inggris yang mengatur kriteria tentang iklan untuk televisi, menyatakan iklan Iceland belum diberi lampu hijau karena melanggar aturan periklanan politik.
Apakah Iklan soal Sawit Mengandung Unsur Politik?
Iklan tersebut, yang dirilis di media sosial pada Jumat (9/11), melanggar aturan bukan karena menampilkan isu lingkungan atau minyak sawit, tapi karena iklan itu dibuat oleh lembaga Greenpeace.
Berdasarkan aturan, sebuah iklan dianggap melanggar jika "dimasukkan atau mengatasnamakan sebuah lembaga yang tujuan utamanya bersifat politik".
Clearcast menyatakan Greenpeace harus menunjukkan bukan iklan itu bukanlah "iklan politik" sebelum bisa ditinjau. Namun, kenyataannya, Greenpeace tidak bisa melakukannya.
Chris Mundy, direktur pelaksana Clearcast mengatakan pihaknya tidak menganggap pesan dalam iklan tersebut bersifat politis.
"Banyak orang menghubungi kami dan mengatakan bahwa salah jika iklan tersebut dianggap politis karena membuat poin penting soal lingkungan. Akan tetapi, berdasarkan alasan di atas, itu bukan masalahnya," tutur Mundy.
Apakah Iklan Itu Sudah Dilarang?
Clearcast tidak berwenang melarang iklan karena tugasnya hanya menentukan apakah sebuah iklan telah sesuai aturan atau tidak.
Adalah wewenang Otorita Standar Periklanan (ASA) dan pembuat aturan komunikasi, Ofcom, untuk melarang iklan yang melanggar aturan.
Kemudian kewajiban para lembaga penyiaran, seperti Channel 4 dan ITV, adalah memastikan iklan yang mereka tayangkan tidak melanggar aturan.
Bagaimana Reaksinya?
Sangat besar. Iklan tersebut sudah disaksikan 3 juta kali pada saluran Iceland di Youtube. Iklan serupa juga telah dilihat 13 juta kali pada laman Facebook jaringan supermarket itu dan lebih dari 90.000 cuitan ulang pada akun Twitter-nya.
Petisi tuntutan "mencabut larangan iklan Iceland untuk televisi" pada laman change.org sudah mendapat 670.000 tanda tangan.
Krupali Cescau, kepala perencanaan pada agensi periklanan Amplify, mengatakan pesan iklan itu tepat mengarah pada sikap publik terkait kesinambungan dan perubahan iklim.
Keriuhan makin bertambah ketika iklan dirilis dengan tanda "dilarang".
"Jika iklan itu langsung ditayangkan, dampaknya akan sangat baik dalam konteks menciptakan percakapan," ujarnya.
"Namun sebenarnya, saat dirilis seperti ini, sebagai iklan yang dilarang, iklan itu justru memanfaatkan sentimen saat ini."
"Jumlah yang melihat iklan Iceland meningkat tiga kali lipat dari seluruh iklan 2017 hanya dari Youtube. Orang-orang yang melihatnya kini menjadi sangat vokal menyarankan sebuah toko yang tak pernah mereka anggap sebelumnya."
Apakah Ini Rencana Iceland sejak Awal?
Iklan soal dampak sawit begitu viral sehingga beberapa kalangan bertanya-tanya apakah ini memang niatan supermarket itu sejak awal.
Direktur pelaksana Iceland, Richard Walker, mengatakan kepada BBC bahwa mereka tidak merancangnya sedemikian rupa.
"Ketika sepuluh hari lalu kami mengetahui bahwa iklan itu akan dilarang, kami benar-benar kecewa. Kami kira kami kampanye iklan menjelang Natal akan gagal."
Iceland sejak awal sudah sepakat dengan Greenpeace untuk merilis iklan tersebut tanpa logo Greenpeace guna mematuhi aturan penyiaran.
"Di dalam iklan tidak ada rujukan ke mereka karena mereka dianggap politis. Karena itu kami tidak mengaitkan diri kami dengan mereka," kata Richard.
Dia mengaku mempertahankan deskripsi pada iklan yang menyebut iklan tersebut "dilarang".
"Saya tidak tahu kata lain untuk dipakai. Mereka bilang kami tidak bisa menayangkannya, mereka melarangnya." (Okezone)