Kanal

Tanggulangi Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba, Berikut Strategi BNN RI

INHILKLIK - Berdasarkan hasil penelitian pengukuran prevalensi penyalahgunaan narkoba yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) RI bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia mencapai angka 1,73 persen, atau setara dengan 3,33 juta penduduk Indonesia yang berusia 15 - 65 tahun.

“Peningkatan pengguna narkoba dikalangan remaja ini tentu harus menjadi perhatian dan keprihatinan kita semua. Sebab mereka inilah yang akan menjadi penerus bangsa,” terang Kepala BNN RI, Marthinus Hukom di SKA Co-Ex. Rabu, (26/6/2024).

Oleh sebab itu terangnya, guna mengatasi persoalan ini, BNN sendiri telah mengusung empat strategi dalam penanganan permasalahan narkotika. Pertama dengan strategi soft power aporoach, melalui upaya pencegahan, pemberdayaan masyarakat, dan rehabilitasi.

Pada dasarnya, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya narkotika dan mendorong partisipasi aktif dalam upaya pencegahan.

“Pencegahan narkoba membutuhkan kesungguhan hati, pikiran, konsistensi dan orientasi jangka panjang,” katanya.

Marthius Hukom memandang, saat ini para sindikat pengedar narkoba semakin berkembang dengan memanfaatkan berbagai platform media sosial untuk menjajakan barang haramnya tersebut

“Dengan kemajuan teknologi menyebabkan permasalahan narkoba memiliki keterkaitan secara global. Pengedar narkoba saat ini telah memanfaatkan berbagai platform media komunikasi untuk berintetaksi sehingga tidak dapat terjangkau pengawasan aparat hukum,” paparnya

Untuk itu, BNN telah mengusung strategi smart power approach. Dimana strategi ini menitikberatkan pada pemanfaatan teknologi. Seperti pengidentifikasian ladang ganja melalui penginderaan jauh yang dilakukan BNN RI bekerja sama dengan Badan Informasi Geospasial (BIG), dan Computer Security Incident Response Team (CSIRT) Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dalam pengamanan sistem elektronik dan pemulihan layanan terdampak serangan siber, serta Early Warning (NPS Alert System) sebagai sistem peringatan dini lintas institusi dimana BNN RI menjadi focal point.

Langkah selanjutnya melalui strategi hard power approch. Dilaporkannya, sepanjang tahun 2023, BNN RI telah berhasil mengungkap 37 jaringan sindikat narkotika, yang terdiri dari 15 jaringan sindikat narkotika nasional dan 22 jaringan sindikat narkotika internasional.

Hasilnya, BNN telah menyita sejumlah barang bukti narkotika, diantaranya 1,3 ton sabu, 61.200 butir sabu butir, 1,4 ton ganja kering, 369.755 butir pil ekstasi, dan 145,4 kilogram ekstasi serbuk. Selain itu, BNN RI juga memusnahkan 27,7 hektare ladang ganja dengan berat tanaman ganja basah mencapai 80 ton.

Kemudian untuk strategi terakhir, BNN melakukan program cooperation melalui kolaborasi dan sinergitas dengan berbagai stakeholders dan segenap komponen masyarakat ditingkat nasional, regional, maupun internasional.

Sepanjang tahun 2023, BNN RI telah menandatangani 40 dokumen kerja sama di tingkat nasional, yang terdiri dari 16 dokumen kerja sama dengan Instansi Pemerintah, 7 dokumen dengan BUMN, 7 dokumen dengan lingkungan pendidikan, dan 10 dokumen dengan komponen masyarakat.

Kemudian untuk tingkat internasional sendiri, BNN RI telah melakukan kerja sama melalui berbagai kegiatan, mulai dari latihan gabungan Drugs Enforcement Administration (DEA) dan International Narcotics Control Board (INCB), hingga International Drug Enforcement Conference (IDEC XXXVII) di Jamaika.

“Oleh karena itu kami mengharapkan kesadaran dan komitmen seluruh anak bangsa, untuk bersama-sama membangun kewaspadaan dan mengantisipasi berbagai bentuk ancaman yang terus berkembang,” tutupnya.

Ikuti Terus InhilKlik

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER