INHILKLIK - Bumi berpotensi mengalami pemanasan global hingga 3,1 derajat celsius pada akhir abad ini, menurut laporan terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Laporan ini menyoroti kekhawatiran mendalam terkait dampak bencana iklim yang dapat terjadi jika tindakan mitigasi tidak segera ditingkatkan.
Dalam laporan tahunan Emissions Gap yang dikeluarkan oleh Program Lingkungan PBB (UNEP), para ahli memperingatkan bahwa tanpa tindakan tegas dari negara-negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, tujuan untuk membatasi pemanasan global di bawah 1,5 derajat celsius akan segera tidak tercapai.
PBB menilai bahwa kenaikan suhu sebesar 3,1 derajat celsius dapat menyebabkan dampak berbahaya yang luas, termasuk peningkatan intensitas bencana alam, kerusakan ekosistem, dan ancaman terhadap keberlangsungan hidup manusia.
Kita sedang berjalan di atas tali planet yang rapuh. Para pemimpin harus segera menjembatani kesenjangan emisi, atau kita akan terjun langsung ke dalam bencana iklim.” Pernyataan ini menggarisbawahi urgensi situasi yang dihadapi dunia saat ini," kata Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres dikutip Bangkok Post. Kamis (24/10/2024).
Laporan tersebut juga mencatat bahwa emisi gas rumah kaca global naik sebesar 1,3% antara 2022 dan 2023, mencapai angka tertinggi baru, yaitu 57,1 gigaton setara karbon dioksida. Tanpa adanya komitmen yang lebih kuat, suhu global diperkirakan akan meningkat antara 2,6 hingga 2,8 derajat celsius pada tahun 2100, jauh melampaui batas aman yang telah disepakati dalam Perjanjian Paris 2015.
Menyusul pertemuan iklim tahunan PBB (COP29) yang akan berlangsung bulan depan di Azerbaijan, negara-negara diharapkan dapat memperbaharui janji pengurangan emisi mereka, yang dikenal sebagai kontribusi yang ditentukan secara nasional (NDC). PBB mendesak agar negara-negara secara kolektif berkomitmen untuk memotong emisi gas rumah kaca tahunan sebesar 42% pada tahun 2030 dan 57% pada tahun 2035 agar bisa mencegah pemanasan melebihi 1,5 derajat celsius.
Inger Andersen, Direktur Eksekutif UNEP, menegaskan bahwa setiap langkah untuk menghindari kenaikan suhu bahkan satu fraksi derajat sangat berarti untuk melindungi kehidupan, ekonomi, dan keanekaragaman hayati di seluruh dunia. Jika tindakan segera tidak diambil, dunia bisa menghadapi konsekuensi serius dari perubahan iklim yang tak terhindarkan.