Ical dan Macella/Net |
Lebih jauh Prayudi menilai, beredarnya video tersebut kemungkinan bisa dilakukan oleh internal Partai Golkar atau bahkan dari kubu ARB sendiri. “Alasan utamanya saya lihat adalah karena pencapresan Jokowi oleh PDIP dan trend survei selalu menempatkannya di atas. Kita harus akui, sekeras apa pun usaha dari Golkar, terutama dari kubu ARB, hasil surveinya tidak menggembirakan. Kalau dipaksakan terus, bisa dipastikan akan gagal dan akan merusak reputasi partai,” jelasnya.
Kalangan internal bisa jadi tidak mau dianggap, sebagai partai dengan pengalaman seperti Golkar ternyata terlalu terrburu-buru dalam hal pencapresan ARB. “Ini artinya, bisa saja internal partai yang melakukan dan menjadikan video ini sebagai alasan kuat untuk melakukan evaluasi. Namun terlalu jauh kalau menilai bahwa, bila ARB yang menjadi pelakunya lalu ingin merusak citra partai. Sebaliknya, ARB bisa jadi ingin memberikan alasan yang masuk akal agar bisa mundur dari pencapresan,” papar Prayudi.
Dengan skandal video tersebut, kata Prayudi, ARB ingin dianggap clean, bukan seorang yang ingin merusak reputasi parti. “Saya melihat, justru ARB ingin menimbulkan kesan bahwa dia bersih. Dia bukan perusak partai dengan mengorbankan dirinya secara pribadi. Ingat, ARB itu nothing to lose. Jadi, dengan munculkan skandal video ini setidaknya memberikan alasan yang kuat bagi internal partai sendiri untuk melakukan evaluasi,” pungkas jebolan University of Melbourne ini. | menit.tv