Presiden SBY memantau penjualan bukunya di Mall Summarecon, Tangerang, Banten, Kamis (5/3). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat |
Menurut Anas, laporan itu layak diselidiki. "Makanya, saya sampaikan data awalnya kepada KPK," ujarnya di KPK, Jumat, 21 Maret 2014. Bila ternyata benar nama penyumbang hanya catutan, kata Anas, berarti ada sumber dana lain. "Apa ada kaitannya dengan kasus Bank Century atau tidak," katanya. (Baca: Anas: Dana Kampanye SBY Banyak yang Fiktif).
Sebelumnya, pengacara Anas yang lain, Handika Honggowongso, pernah mengatakan kliennya sempat ditugaskan Presiden SBY mengamankan kasus dana talangan Century pada 2009. Selaku Ketua Fraksi Demokrat di DPR, Anas mengaku diminta mencegah agar Panitia Khusus Century tidak mengarah ke SBY, baik secara hukum maupun politik. (Baca: Anas: Duit DP Toyota Harrier dari SBY).
Ihwal tudingan Anas ini, hingga Sabtu, 22 Maret 2014, para elite Partai Demokrat belum dapat dikonfirmasi. Namun, sebelumnya, anggota Dewan Pembina Demokrat, Pramono Edhie Wibowo, berharap orang-orang yang terjerat kasus hukum tak terus dikaitkan dengan Demokrat lantaran mereka bukan lagi kader partai itu. (Baca: Kampanye SBY di Kandang Anas Sepi Peminat).
Jumat, 21 Maret 2014, Anas diperiksa atas kasus proyek Hambalang. Setelah sekitar delapan jam diperiksa, Anas mengaku ditanyai soal Kongres Demokrat pada 2010 dan asal-usul pembelian Toyota Harrier-nya. Pemeriksaan ini, kata Anas, adalah pemeriksaannya yang ketujuh. (Baca pula: Di KPK, Ruhut Ungkap Aset Anas di PT Panahatan). | tempo