Kanal

Wow!, Kerugian Kabut Asap di Riau Capai Rp10 Triliun

Ilustrasi: (Foto: Reuters)
Ilustrasi kebakaran hutan (okz)

Padang (Inhilklik) - Dampak atau kerugian dari sisi ekonomi akibat kebakaran hutan Riau mencapai Rp10 triliun. Namun, itu belum masuk pada kerusakan hutan akibat kebakaran tersebut.

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat mengikuti acara Mentawai Megatrusht Direx di Hotel Pangeran Beach Padang.

“Perhitungan dari bencana kebakaran tersebut sejak Januari sampai Maret ini mencapai Rp10 triliun. Itu baru aspek ekonomi, belum kerugian akibat kerusakan hutan, dan ini sangat merugikan pemerintah sendiri, lebih besar ruginya daripada pendapatan asli daerah (PAD),” katanya, Senin (17/3/2014) seperti dilansir okezone.

Sutopo juga mengatakan, di Provinsi Riau memiliki luas cagar biosfer 705.271 hektare (ha). Terdiri dari zona inti 178.722 ha, buffer zone HTI 222.500 ha (Konsesi Perusahaan Kehutanan PT Arara Abadi dan Mitra, serta masyarakat).

Kemudian transition area (permukiman) seluas 304.123 ha, luas areal yang terbakar di kawasan ini 2.398 ha yang terdiri dari Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil 922.5 ha, Suaka Margasatwa Kerumutan 373 ha, Taman Wisata Alam Sungai Dumai 80.5 ha, Taman Nasional Tesso Nello 95 ha, Cagar Alam Bukit Bungkuk 9 ha, area penggunaan lain atau non-kawasan hutan 867.5 ha.

“Data ini ini baru yang terjangkau, yang tidak terdeteksi mengingat akses menuju lokasi kesulitan, akses ke situ lewat jalan jauh, harus sungai, parit, perahu, di wilayah tidak ada sinyal, menghitungnya juga sulit,” jelasnya.

Selain itu, modus yang dipakai dengan membakar. Sebab jika membakar biaya lebih murah, hanya membutuhkan biaya Rp200 ribu sampai Rp300 ribu. Dibanding dengan memakai mekanik atau alat, bisa menyerap biaya mulai Rp4 juta sampai Rp5 juta.

Kemudian modus illegal logging, banyak kayu-kayu yang sudah dipotong itu ditemukan diparit-parit ketika aparat melakukan operasi. Kayu itu berasal dari masyarakat dan akan dibeli oleh pihak perusahaan. Sumber kayu itu berasal dari hutan cagar biosfer.

Lalu modus lainnya adalah mendatangkan 1.000 orang dari masyarakat Sumatera Utara untuk menebang dan membakar hutan cagar biosfer tersebut. Iming-iming yang diberikan pihak perkebunan adalah masing-masing mendapat tanah 2 ha dari hutan yang dibabat dan dibakarnya.

“Setelah bersih, pihak perkebunan akan membeli tanah itu kepada masyarakat yang dikerahkan,” ujarnya. | okz
Ikuti Terus InhilKlik

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER