Kanal

Ketika Calon Legislator Menunggangi Sepak Bola

Ketika Calon Legislator Menunggangi Sepak Bola
Pesepakbola Arema Cronus Beto Goncalves (kiri) berebut bola dengan pesepakbola Hanoi T&T Vietnam Nguyen Van Bien saat berlangsung laga pertandingan Grup F AFC Cup di stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur (11/3). TEMPO/Aris Novia Hidayat
Malang (Inhilklik) - Seorang calon legislator diduga menunggangi pertandingan laga kedua Piala Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC Cup) antara tuan rumah Arema Cronus melawan Hanoi T&T. Kedua tim bertemu di Stadion Kanjuruhan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Selasa sore, 11 Maret 2014. Wakil Vietnam itu berjaya dengan skor 3-1. 

Sudah kalah, pertandingan kandang perdana Arema di ajang Piala AFC itu juga dinodai oleh beredarnya banyak tiket kelas ekonomi berharga Rp 30 ribu yang ditempeli stiker Achmad Andi, calon legislator Partai Golkar Daerah Pemilihan VI dengan nomor urut 1. Stiker sang calon legislator diklip jadi satu dengan tiket ekonomi dan dibagi-bagikan di halaman kantor Partai Golkar Kabupaten Malang di Jalan Raya Pakisaji. 

George da Silva, Pimpinan Divisi Penanganan dan Penindakan Pemilu Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Malang mengatakan kasus yang ditemukan anggota Pengawas Pemilu Lapangan Desa Wadung itu sudah diteruskan ke Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan Pakisaji. 

"Selanjutnya kami akan meminta klarifikasi dari yang bersangkutan (Achmad Andi) pada Rabu besok, pukul 16.00 WIB. Dia memang tidak membagikan sendiri tiket-tiket berstiker itu, tapi dia ada di lokasi bersama teman-temannya. Kami sudah kantongi bukti tiket itu dan ada foto-fotonya," kata George. 

Achmad Andi membantah berada di lokasi saat pembagian tiket yang dipersoalkan. Ketua Komisi D (Bidang Pembangunan) DPRD setempat ini mengaku sejak siang hingga sore berada di Desa Kebobang, Kecamatan Wonosari. Ia menganggap  stiker itu dipalsukan sehingga seolah-olah hasil perbuatan pribadi dan atau tim suksesnya.

"Jika sejak awal pengawas tahu kegiatan itu, ya harusnya ditegur dan dihentikan, bukan dibiarkan saja. Mereka kan belajar ilmu hukum, harusnya kan aturan-aturan mengenai penyelenggaraan pemilu," kata Achmad Andi.


Andi balik menuding peredaran tiket ekonomi berstiker politik itu disengaja untuk membunuh karakternya. "Saya menduga ada motif lain pada saya. Besok sore saya akan penuhi undangan mereka (Panwaslu). saya akan fight lawan Panwaslu. Saya juga akan melapor ke Dewan Kehormatan Penyelenggaraan Pemilu dan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilihan Umum) di Jakarta," kata Andi.

Ketua Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Malang Wahid Wahyudi mempersilakan Andi melapor ke Dewan Kehormatan dan Bawaslu. Ia mengingatkan Andi bahwa undangan klarifikasi merupakan sarana bagi dirinya untuk melakukan pembelaan diri karena ia belum tentu bersalah. | tempo
Ikuti Terus InhilKlik

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER