Pengendara roda dua melintasi banjir di Jalan Tanjung Harapan Tembilahan, Ahad (10/11/2013) |
Berdasarkan pantauan di lokasi itu tingkat ketinggiaan air cukup bervariasi namun yang paling tinggi sebatas lutut orang dewasa. Tidak hanya rumah tergenang air akibat hujan juga sejumlah jalan-jalan dalam kota.
Menurut penuturan warga di sana, banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur kota sejak pukul 02.00 WIB hingga menjelang pagi. Kondisi itu diperburuk, akibat jalan air di Parit 14 Jalan Lingkar, Kelurahan Sungai Beringin tidak berfungsi dengan baik. Badan sungai terlihat dipenuhi dengan rerumputan dan eceng gondok.
‘’Sudah 11 tahun saya tinggal di lingkungan ini tidak pernah terjadi banjir semacam ini. Banjir kali ini cukup mengganggu kami di sini,’’ kata M Khalid warga Jalan Lingkar Tembilahan, saat ditemui di sekitar rumahnya, Ahad (10/11).
Warga meminta pemerintah kecamatan dan dinas terkait mengambil langkah cepat sebelum banjir serupa yang melanda pemukiman mereka.
‘’Kalau airnya tidak surut juga terpaksa kami mengungsi di rumah-rumah tetangga yang lebih tinggi,’’ cetusnya sambil mengatakan saat itu peralatan rumah tangga mereka diletakan di atas meja dan lemari yang jauh dari genangan air.
Hal senada juga dikatakan Ketua RT 02 RW 03 Rosidi. Bapak beranak 4 itu meminta pemerintah melakukan normalisasi Parit 14 Sungai Beringin.
Karena menurut Rosidi, sederas apapun hujan jika saluran air berjalan dengan normal maka kemungkinan banjir akan sangat kecil. Apalagi Tembilahan merupakan daerah pasang surut.
Camat Tembilahan, RM Sudinoto saat dikonfirmasi hal itu, tidak menampik kalau salah satu penyebab banjir akibat tidak lancarnya saluran air.
Upaya gotong-royong memberihkan Parit 14 Sungai Beringin yang dilakukan warga saat itu sudah tepat. Karena selain pemerintah campur tangan warga sangat perlu. (*)
Source: riaupos.co