Pantun Melayu Bakal Jadi Warisan Budaya Tak Benda Pada UNESCO

Selasa, 14 Maret 2017

Ilustrasi (Foto/Int)

INHILKLIK.COM, PEKANBARU - Indonesia akan mengusulkan pantun kepada UNESCO pada tahun ini sebagai warisan budaya tak benda. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Riau dan Pusat terus melakukan pembenahan untuk melengkapi persyaratannya.

Pada hari ini, Dinas Kebudayaan Provinsi Riau menggelar sidang verifikasi pantun menuju warisan budaya tak benda dunia. Kegiatan ini dipusatkan di Auditorium H Ismail Suko Perpustakaan Soeman HS.

Sejauh ini, Riau dan Kepri sudah mempunyai sampel pantun. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Riau sudah menjalin kemitraan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam serta sudah melakukan pertemuan di Kuala Lumpur, Malaysia. Karena kemitraan dengan negara lain sangat perlu.

"Insya Allah dua negara pendukung saja sudah cukup untuk kita bisa mengikuti nominasi ini," ucap Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Dr H Nadjamuddin Ramly M.Si kepada Senuju.com.

Selanjutnya, Nadjamuddin menjelaskan, pantun itu menjadi rujukan arahan akhlak, dan penghalus bahasa. Dengan demikian dukungan Dinas Kebudayaan menjadi penguat dan pelengkap dari dokumen yang diperlukan.

"Insya Allah secepatnya akan kita selesaikan dan kita kirim ke UNESCO di Paris karena pada 31 Maret harus sudah ada di sana. Paling lambat 25 Maret ini sudah dikirim," ungkapnya.

Dengan demikian, ini harus menjadi pijakan utama dan pemerintah harus menjaganya. Riau Harus menambah maestro pantun. "Kalau perlu kita kasih uang kesejahteraan untuk para maestro itu hingga meninggal agar dapat mengajari pantun dan budaya yang ada kepada generasi muda," tegasnya.

Pembangunan karakter bangsa ini sangat terkait pantun. Warga Riau harus berbangga karena bahasa pemersatu Indonesia berasal dari bahasa melayu Riau. Jadi semua stakeholder harus menjaganya dan melestarikannya.

"Ke depan saya berharap masyarakat Provinsi Riau dan Kepri diwajibkan pandai berpantun dan menggunakan bahasa melayu yang ada, karena pantun dapat menjadi pintu masuk kemajuan karakter bangsa," harapnya. (SC)