Ilustrasi misi SPP mendekati Matahari (www.futurism.com/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory)
INHILKLIK.COM - Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA bakal mengumumkan misi terbarunya yang akan diluncurkan tahun depan. Misi yang dimaksud yakni meluncurkan wahana antariksa yang akan menyentuh Matahari. Pengumuman itu akan dilangsungkan pada penghujung Mei ini.
Dikutip dari website NASA, Senin 29 Mei 2017, misi ini merupakan yang pertama kalinya, yang akan mengirimkan secara langsung wahana antariksa ke lingkungan atmosfer Matahari.
NASA mengungkapkan, akan meluncurkan wahana Solar Probe Plus pada musim panas tahun depan. Wahana itu akan ditempatkan pada jarak empat juta mil dari permukaan Sang Surya.
Wahana tersebut menjalankan misi yang belum pernah dilakukan wahana lainnya dalam sejarah misi antariksa. Solar Probe Plus akan menghadapi panasnya radiasi Matahari dan akan mengeksplorasi atmosfer luar Matahari. NASA mengharapkan, pengamatan dari jarak paling dekat ini bisa menjawab misteri terbesar seputar pusat Tata Surya itu bekerja. Data pengamatan diharapkan juga bisa membantu astronom memprediksi badai Matahari yang bisa berdampak bagi kehidupan di Bumi, satelit dan astronaut di antariksa.
"Wahana akan lewat dalam jarak 4 juta mil dari Matahari, yang nyaris 8 kali lebih dekat dari jarak Matahari dan orbit Merkurius. Ini akan membuktikan detail yang luar biasa pada dinamika atmosfer Matahari," kata Director of the Center for Astrophysics and Planetary Science Cornell University, Amerika Serikat, Jonathan Lunine dikutip dari Financial Express.
Keliling Venus
Nantinya wahana Solar Probe Plus akan mengitari Planet Venus sebanyak tujuh kali. Tahap ini diperkirakan akan berjalan tujuh tahun. Setelah “pemanasan” di Planet Venus, wahana itu akan mencari momen yang pas untuk masuk ke jarak 4 juta mil dari permukaan Matahari.
Pada jarak paling dekat itu, wahana Solar Probe Plus akan 'bertarung' dengan suhu 1400 derajat celsius, dalam menjaga muatannya tetap bertahan.
"Terobosan terbesar teknologi dalam misi ini adalah perisai panasnya," jelas peneliti Research School of Astronomy and Astrophysics Australian National University, Brad Tucker.
Perisai antipanas ini merupakan perisai komposit karbon yang ketebalannya 11,5 sentimeter. Perisai ini bisa menahan suhu hampir 1400 derajat celsius. Tucker mengatakan, penggunaan komposit karbon akan memungkinkan misi bisa melakukan hal yang jauh lebih rumit.
Dalam catatan sejarah sudah ada beberapa misi untuk mempelajari Matahari dari jarak dekat. Dikutip dari Science Alert, pada 1976, kolaborasi Jerman dan AS meluncurkan wahana Helios 2 untuk mempelajari angin surya dan sinar kosmik. Helios 2 mengamati Matahari dari jarak 27 juta mil dari permukaan Sang Surya.
Kemudian NASA mengirimkan misi lanjutan, dengan meluncurkan wahana Solar and Heliospheric Observatory (SOHO) yang diluncurkan pada 1995. Misi mandiri NASA ini mengamati Matahari dari jarak yang lebih dekat dari Helios 2. (yan/viva)