INHILKLIK.COM, YERUSALEM - Ribuan warga Palestina berkumpul di jalan-jalan Kota Lama Yerusalem untuk merayakan keputusan pemerintah pendudukan Israel untuk mencabut sistem keamanan yang dipasang di kompleks Masjid Al Aqsa. Langkah yang diambil Israel menyusul serangkaian protes dan tekanan dari warga Palestina dan dunia internasional tersebut dianggap sebagai sebuah kemenangan bagi rakyat Palestina.
Pada 16 Juli, pemerintah pendudukan Israel memasang detektor logam di pintu masuk kompleks masjid Al Aqsa menyusul penembakan yang menyebabkan tewasnya dua polisi Israel di dekat Masjid Al Aqsa. Pemasangan alat detektor logam itu segera menyulut kemarahan rakyat Palestina yang menganggap Israel tengah berusaha mengubah status quo kompleks Al Aqsa.
Seruan boikot dan protes besar-besaran pun terjadi di Yerusalem, Tepi Barat dan di berbagai negara dunia. Protes berubah menjadi bentrokan yang menewaskan setidaknya tiga warga Palestina pekan lalu.
Situasi di Yerusalem yang semakin memanas dan tekanan dari berbagai negara membuat Israel akhirnya mengalah dan mencopot detektor logam di pintu masuk kompleks dan menggantinya dengan sistem kamera pengawas pada 23 Juli. Namun, sistem kamera pintar tersebut pun akhirnya disingkirkan dua hari kemudian setelah protes berlanjut.
Menyusul keputusan Israel tersebut, pemimpin umat Muslim dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerukan untuk melanjutkan pelaksanaan salat di Masjid Al Aqsa pada Kamis, 27 Juli. Selama dua pekan terakhir, umat Muslim Yerusalem melaksanakan salat di jalanan di luar Al Aqsa sebagai bentuk protes terhadap sistem keamanan yang dipasang Israel.
Pimpinan otoritas Waqf, Abdel-Azeem Saihab meminta para imam di Yerusalem untuk menutup masjid saat salat Jumat hari ini agar semua jamaah melaksanakan salat di Masjid Al Aqsa. Otoritas Waqf adalah badan yang bertanggung jawab atas tempat-tempat suci umat Muslim di sekitar Yerusalem.
"Kami menyerukan kepada para imam untuk menutup semua masjid di Yerusalem pada Jumat agar semua jamaah salat di Masjid Al-Aqsa saja," kata Abdel Azeem Saihab sebagaimana dikutip dari Telesur, Jumat (28/7/2017).
Pemimpin Senior Hamas di Jalur Gaza, Izzat Risheq menyebut pencabutan sistem keamanan di kompleks Masjidil Aqsa itu sebagai sebuah kemenangan.
“Hari ini, rakyat kami merayakan pencabutan sistem keamanan di gerbang, besok mereka akan merayakan disingkirkannya penjajah itu sendiri,” ujarnya. (okz)