Hati-hati!!! Suplemen untuk Anak Bisa Berdampak Buruk

Ahad, 04 Februari 2018

INHILKLIK.COM, JAKARTA - Suplemen peningkat daya tahan tubuh seringkali jadi andalan para orangtua demi melindungi buah hatinya dari serangan penyakit menular.

Apalagi jika di lingkungan sekitar sedang banyak yang sakit dan tak mau si kecil ikut tertular.

Biasanya suplemen ini berbentuk sirup atau tablet isap dengan rasa yang manis. Suplemen peningkat daya tahan tubuh tersebut merupakan imunomodulator.

Cara kerja imunomodulator ini, seperti dikutip dari Klinik Anak Online, adalah dengan memperbaiki fungsi sistem imun tubuh dengan menggunakan bahan yang merangsang atau meningkatkan kerja sistem tersebut.

Imunomodulator sebenarnya bukan seperti vitamin biasa yang harus dikonsumsi setiap saat dan dalam jangka panjang. Orangtua sebaiknya jangan memberikan imnomodulator dalam 
jumlah berlebihan.

Hal tersebut karena akan merangsang respon kekebalan tubuh yang berlebihan dan bisa memicu reaksi alergi serta hipersensitifitas terutama pada penderita alergi. Bahan yang lazim 
digunakan sebagai imunomodulator antara lain Echinacea, Polifenol , vitamin A dan Isoprinosin.

Jika terdapat bahan tersebut di suplemen si kecil peruntukkannya berarti bukan untuk jangka panjang. Imunomodulator tersebut sebaiknya digunakan apabila seseorang, baik anak-anak atau dewasa sedang mengalami gangguan kekebalan tubuh.

Gangguan kekebalan tubuh biasanya terjadi pada anak yang mudah sakit, batuk berkepanjangan, sering demam, dan mudah terkena infeksi lainnya. Sebaiknya imunomodulator tidak diberikan bila anak sedang dalam keadaan sehat dalam waktu bekepanjangan.

Pemakaian yang tidak tepat justru dapat merugikan tubuh. Dalam tubuh, terdapat keseimbangan sel-sel limfosit yakni sel limfosit T-helper1 dan limfosit T-helper 2. Sel tersebut yang bekerja untuk menjaga daya tahan tubuh.

Sel T helper 1 lebih berperan kepada kekebalan tubuh terhadap infeksi sedangkan T helper 2 berperan pada antibodi. Pada orang yang reaksi kekebalan tubuhnya berlebihan akan mudah alergi karena sel limfosit T-helper 2 menjadi terlalu dominan.

 

 

dream.co.id