INHILKLIK.COM, JAKARTA - Cara terbaik bagi anggota keluarga kerajaan Jepang untuk menjadi perempuan modern Jepang, adalah dengan tidak lagi menjadi putri. Itulah yang dilakukan Putri Ayako yang rela melepas status kebangsawanan demi menikah dengan pujaan hatinya, Kei Moriya, seorang pegawai di perusahaan perkapalan.
Apa yang dilakukan Ayako jelas berbeda dengan di Inggris dan negara Barat lainnya ketika banyak perempuan muda justru ingin menikah dengan anggota keluarga kerajaan. Banyak perempuan menganggap menjadi keluarga kerajaan justru meningkatkan gengsi dan status mereka di masyarakat.
Tapi, pemikiran dan tren itu tidak berlaku dengan Ayako. Dia menanggalkan gelar status kebangsawanan di mana dia bisa hidup enak dan dilayani tanpa perlu memikirkan masa depan, demi ”cinta”.
Dia juga akan menjalani kehidupan layaknya sebagian besar warga Jepang lainnya, seperti memasak, bekerja, mengurus rumah, melayani suami, dan bersosialisasi. Tentu kehidupan itu sangat bertolak belakang dengan kehidupannya dulu di istana kekaisaran.
Padahal dengan menjadi putri, dia mendapatkan gaji USD950.000. Dengan melepas status kebangsawanan, dia pun harus memikirkan keuangan sendiri. Bahkan, dia diperkirakan akan bekerja untuk bisa membantu keuangan keluarganya.
Ayako sepertinya sudah siap berkarier layaknya kebanyakan perempuan Jepang lainnya. Dia pernah kuliah di Universitas Internasional Josai dan meraih gelar master di bidang kesejahteraan sosial.
Dia juga pernah menjadi peneliti di Fakultas Kajian Pekerjaan Sosial di Universitas Internasional Josai. Ayako dan suaminya Kei Moriya kemarin menggelar pesta pernikahan di Tokyo. Dalam jamuan makan itu dihadiri Putra Mahkota Naruhito dan Putri Masako.
Perdana Menteri (PM) Shizo Abe dan istrinya, Akie, juga ikut menghadiri pesta pernikahan yang digelar di Tokyo. Para tamu pun memberikan ucapan selamat kepada Ayako dan Moriya sebagai pasangan pengantin yang berbahagia.
Sebelumnya pada Senin (29/10), Ayako menikah dengan Kei Moriya pada sebuah upacara pernikahan tradisional di Kuil Meiji, Tokyo. Sejak itu, dia bukan lagi sebagai keluarga kekaisaran Jepang.
Ayako yang berusia 28 tahun merupakan putri ketiga sepupu Kaisar Akihito, Pangeran Takamado. Saat upacara pernikahan, Ayako mengenakan baju kimono bergaya aristokrasi kekaisaran. Sedangkan pasangan lelaki mengenakan setelan jas hitam.
Upacara itu ditujukan untuk arwah cicit mereka, Kaisar Meiji. ”Saya sangat senang bisa menikah. Saya senang banyak orang menghadiri upacara pernikahan di Kuil Meiji dan mengucapkan selamat,” ungkap Ayako setelah upacara pernikahan bergaya agama Shinto dilansir Reuters.
”Kita ingin berusaha menjadi pasangan seperti ayah dan ibu,” ujarnya. Meskipun akan melepas status kebangsawanan, Ayako mengaku sedang mempertimbangkan mendukung pekerjaan keluarga kerajaan.
Dia akan mencoba melakukan selama dia bisa mampu. Apalagi Badan Rumah Tangga Kekaisaran menyatakan Ayako tetap menjalankan tugas dengan posisi kehormatan pada dua organisasi setelah menikah.
sumber: okezone