INHILKLIK.COM, TIONGKOK - Sekelompok peneliti di Tiongkok mendapat kecaman dari aktivis hak-hak hewan. Para ilmuan itu dilaporkan menggunakan babi hidup sebagai pengganti boneka uji kecelakaan.
Satu studi kasus khusus dari para ilmuwan mengatakan melibatkan 15 babi muda diikat ke kursi mobil untuk simulasi kecepatan tinggi. Akibat tes tabrakan, tujuh babi mati, dikutip dari Nextshark, Minggu (3/11/2019).
Selain itu, anak-anak babi itu juga dilarang makan dan minum beberapa jam sebelum tes.
Ada 15 babi yang berusia hanya 70 dan 80 hari diikat sabuk pengaman di kursi kereta luncur. Mereka jadi bahan uji coba tabrakan berkecepatan tinggi, 30 mil per jam.
Setelah ditabrak dinding, babi mengalami berbagai cedera seperti pendarahan, laserasi, lecet, patah tulang dan memar internal.
Dalam International Journal of Crashworthiness, para peneliti mengklaim bahwa babi muda diberi anestesi untuk memberikan kegembiraan dan mengurangi stres.
Namun untuk periode 24 jam penuh sebelum tes, hewan-hewan itu tidak diberi makan. Mereka juga dilarang minum air apa pun sekitar enam jam sebelumnya.
Para peneliti membenarkan penggunaan babi hidup dalam tes. Mereka menunjukkan bahwa struktur anatomi hewan itu mirip dengan anak-anak manusia.
Mereka juga mencatat bahwa penggunaan babi dimaksudkan untuk meniru anak-anak berusia enam tahun.
Para peneliti mengakui bahwa, dalam 10 tahun terakhir, ia telah menggunakan ribuan hewan seperti babi, anjing, kelinci, musang, tikus dan tikus di laboratoriumnya.
Mereka bersikeras bahwa prosedur mereka dilakukan sesuai dengan pedoman Amerika Serikat untuk penggunaan hewan laboratorium.