Bupati Inhil, HM Wardan memimpin acara istighosah kubro.
Sudah lebih tujuh bulan Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 mewabah di Indonesia. Penularannya terus meluas dari ibu lota hingga ke pelosok desa, namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda pandemi virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina itu akan berakhir.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dengan mengerahkan seluruh kekuatan serta segala sumber daya dengan melibatkan militer, intelijen hingga masyarakat sipil untuk menekan penyebaran virus yang meyerang sistem imun tersebut.
Tujuh bulan sudah berjalan, sedikitnya pemerintah sudah enam kali mengubah Standar Operasional Prosedur (SOP) atau protokol penanggulangan bencana non alam pandemi Covid-19 tersebut, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dibeberapa kota atau provinsi telah dilakukan, protokol kesehatan seperti mencuci tangan, me jaga jarak, memakai masker dan menghindari kerumunan alias 4M terus digaungkan, namun si Corona tak kunjung juga pergi.
Selain sisi kesehatan, yang paling terasa dari danpak pandemi Covid-19 adalah lumpuhnya perekonomian, persoalan ini tidak hanya dialamai oleh Indonesia saja, tetapi semua negara-negara didunia, pengangguran dan angka kemiskinan yang menikat menjadi ancaman global.
Kondisi krisis yang bedanpak kesegala lini akibat pandemi Covid-19 tidak menjadikan kita pesimis dan putus asa. Sebagai manusia yang bertuhan kita percaya semua yang terjadi adalah atas kehendak dan izin dari tuhan yang maha kuasa. Begitu juga dalam menghadapi berbagai masalah, selain upaya teknis dan ilmiah dilalukan, ada satu lagi cara dan senjata ampuh yang dimiliki oleh kita sebagai manusia yang mempercayai adanya tuhan, yatu do'a.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), doa berarti permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan. Dalam islam dapat diartikan sebagai suatu permintaan atau permohonan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam seperti meminta pertolongan, ampunan, keselamatan hidup, rezeki yang halal dan barokah, ketetapan iman dan juga Islam, dijauhkan dari marabahaya, sebagai ucapan syukur dan lain sebagainya.
Secara bahasa, kata doa berasal dari bahasa Arab ”Du’a” yang berarti seruan. Jadi pengertian berdoa adalah menyeru, memanggil, memohon. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian doa dari beberapa ulama.
Lawan Covid-19 Dengan Istighosah Kubro
Dirangkum dari berbagai sumber, Istighosah memiliki banyak makna. Istighosah diartikan sebagai pertolongan, permintaan atau permohonan. Beberapa ulama juga mengatakan bahwa Istighosah juga bisa dimaksudkan sebagai meminta pertolongan ketika dalam keadaan sukar dan sulit. Sedangkan Kubro diartikan dilaksanakan secar besar-besaran atau serentak.
Allah juga berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 45 yang berbunyi, "Wasta'n bi-abri wa-alh," yang artinya jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.
Istighosah adalah meminta pertolongan ketika keadaan sukar dan sulit. Yang dimaksud dengan Istighosah dalam munjid fil lughoh wa a’alam adalah mengharapkan pertolongan dan kemenangan. Sedangkan menurut Barmawie Umari bahwa Istighosah adalah do’a- do’a sufi yang dibaca dengan menghubungkan diri pribadi kepada Tuhan yang berisikan kehendak dan permohonan yang didalamnya diminta bantuan tokoh-tokoh yang populer dalam amal salehnya.
Istighosah bisa diartikan seperti melakukan doa yang tidak biasa. Karena biasanya yang dipanjatkan dalam sholat Istighosah bukanlah hal yang biasa saja.
Berdoa agar pandem Covid-19 segera berakhir dengan menggelar istoghosah kubro banyak dilakukan oleh pemerintah daerah di Indonesia termasuk Pemeritah Daerah Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau yang melaksanakannya. Usaha dan doanya harus sejalan dan seimbang agar ikhtiar penanggulangan bencana non alam pandemi Covid-19 bisa maksimal.
Tidak sekedar imbauan, ajakan pelaksanaan istighosah kubro dikeluarkan secara resmi oleh Pemda inhil melalui surat bernomor 304/Kesra/2020/400 tertanggal 05 Oktober 2020. Lewat surat tersebut Bupati Inhil HM Wardan mengajak dan menghimbau kepada umat Islam yang ada di Inhil untuk bermunajat kepada Allah SWT, dengan melaksanakan Istighosah Kubro yaitu zikir dan do'a bersama secara serantak.
Bupati Inhil lalu memerintahkan kepada para Camat, Lurah dan Kepala Desa agar mengoordinasikan, menyelenggarakan dan mamfasilitasi penyelenggaraan Istighosah Kubra di masjid, mushala, surau dan tempat ibadah lainnya di wilayahnya dengan melibatkan Forkopimcam, Kapala KUA, lembaga-lembaga keagamaan, para penyuluh agama, tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.
Para Kepala OPD, pejabat dan seluruh ASN diharapkan peran aktifnya untuk menyukseskan kegiatan tersebut. Kegiatan dilaksanakan sebanyak tiga kali yaitu pada kamis malam jum'at ba'da maghrib menjelang waktu Isya tepatnya pada tanggal 08,15 dan 22 Oktober 2020.
Memasuki Minggu Ke-3 pelaksanaan Istighosah Kubra, Zikir dan Do'a bersama dimasa pendemi Covid-19 di Kabupaten Indragiri Hilir, Kamis (22/10/2020) malam lalu langsung dipimpin oleh Bupati HM.Wardan yang dilaksanakan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Jl.Kesehatan No.1 Tembilahan
Turut dihadiri Asisten I dan II, Ketua TP PKK Hj.Zulaikhah Wardan, Kemenag Kab.Inhil dan pejabat Eselon II dan III dilingkungan Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir. Kegiatan ini dilaksanakan secara serentak di seluruh masjid dan surau yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir diwaktu yang sama antara Magrib dan Isya.
Orang nomor satu di Inhil ini mengatakan, memang konsep awal kegiatan ini dilaksanakan selama tiga minggu berturut turut, namun kegiatan mengisi waktu antara magrib dan isya dengan amal ibadah secara Istiqomah adalah hal yang sangat baik dan dianjurkan dalam agama Islam maka insya Allah wabah pandemi Covid 19 ini segera berlalu apalagi dibulan Rabiul Awal seperti saat ini.
"Baiknya amal yang kita lakukan adalah sangat tergantung kepada baiknya hati. Dan baiknya hati sangat tergantung kepada istiqamahnya diri untuk selalu dekat dengan Allah. Sebab, sebuah amal yang dilakukan secara istiqamah, walaupun kecil, perlahan tapi pasti, akan jauh dan lebih mendekatkan kita kepada Allah Robbul ‘alamin. Karena itu, tidak ada amal kecil menurut pandangan Allah. Yang menentukan besar kecilnya sebuah amal adalah keikhlasan hati seseorang saat melakukannya," ujar HM Wardan.
Penulis: Ardiansyah
(Peserta Fellowship Jurnalisme Perubahan Perilaku (FJPP) - ubahlaku.id)