Suasana desa mati di Ponorogo. (Foto: YouTube Purbo Sasongko)
INHILKLIK.COM - Sumbulan adalah nama sebuah kampung terpencil yang terletak di persawahan di tepi sebuah sungai curam yang berada di Desa Plalangan, Jenangan, Kabupaten Ponorogo. Uniknya kampung ini menjadi kampung mati karena sudah ditinggal oleh semua warganya.
Padahal zaman dulu, tempat ini termasuk perkampungan yang ramai. Bahkan terdapat masjid dan pondok pesantren.
Banyak santri-santri yang mengaji pada KH. Ali Murtada yang merupakan seseorang yang dihormati di Kampung Sumbulan.
Nama Sumbulan sendiri konon diambil dari daerah asal Kyai Murtada yaitu Surakarta. Kyai Ali Murtada sendiri adalah orang kepercayaan Sri Sultan Pakubuwono ke II yang mengungsi ke Ponorogo karena peristiwa Geger Pecinan. Setelah menikah, Kyai Ali Murtada membuka pemukiman baru yang kemudian dinamai Sumbulan.
Kini, kampung Sumbulan ini benar-benar terasa sunyi. Yang masih tampak bersih adalah masjid berwarna putih karena masih sering digunakan oleh penduduk di sebelah Selatan kampung Sumbulan yang dipisahkan oleh aliran sungai. Di atas aliran sungai ini terdapat jembatan bambu yang digunakan sebagai sarana menuju kampung ini.
“Ketika saya masuk ke dalam kampung terpencil ini, hawa mistis sangat terasa. Bulu kuduk saya langsung meremang, merinding dan tentu saja ada perasaan gamang (takut),” ungkap Purbo Sasongko dalam channel Youtubenya pada 24 Februari 2021 ketika mengunjungi Kampung Sumbulan.
Kampung Sumbulan mulai ditinggalkan penduduknya sejak zaman pendudukan Jepang. Namun kampung ini benar-benar kehilangan seluruh penghuninya mulai pada tahun 2016 hingga sekarang ini. Bahkan ada warga yang meninggalkan rumahnya baru-baru ini yaitu pada tahun 2020.
Penyebabnya adalah pertama karena pernikahan, entah suami yang ikut istri atau sebaliknya. Yang kedua adalah karena kampungnya terisolir dan susah untuk pergi kemana-mana. Lalu penduduk desa Sumbulan juga ingin tinggal di daerah yang sudah maju. Meski demikian, seminggu sekali masih ada warga Sumbulan yang datang berkunjung melihat kondisi rumahnya yang sudah ditinggalkan.
“Itu penduduknya pindah semua mas, pindah ke tempat ramai begitu,” ungkap seorang warga bernama Edi ketika ditanyai oleh Youtuber Purbo Sasongko.
“Dulu banyak penduduknya, ada pondok pesantren juga di depan masjid,” tambahnya. (*)