Indonesia Minta Bantuan China untuk Atasi Polusi Udara

Sabtu, 15 Juni 2024

INHILKLIK - Indonesia meminta bantuan China untuk memberikan bantuan teknis dan investasi industri tenaga surya guna mengatasi permasalahan polusi udara.

Indonesia yang menargetkan emisi bersih pada 2060 atau lebih awal, saat ini masih bergantung pada batu bara sebagai pembagkit listrik. Jakarta, kota metropolitan Indonesia, sering kali menempati peringkat teratas dalam daftar kota dengan polusi udara terburuk di dunia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan pada Kamis (13/6/2024) melakukan pembicaraan bilateral dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi selama kunjungannya ke Tiongkok. Luhut mengatakan ia membahas kemungkinan kerja sama dengan China untuk membantu Indonesia mengurangi polusi dari pembangkit listrik batu bara.

"Kami meminta bantuan teknis untuk penurunan polusi dari PLTU di Indonesia. Saya juga mengundang Pemerintah Tiongkok untuk berpartisipasi dalam Indonesia International Sustainability Forum yang sekiranya akan digelar pada 5-6 September 2024 mendatang," ujar Luhut.

Menurut Luhut, Indonesia memiliki potensi tenaga surya sebesar 3.000 gigawatt, serta permintaan signifikan dari negara tetangga seperti Singapura sebesar 11 gigawatt hingga 2035.

"Saya juga mendorong produsen tenaga surya dan supply chain tiongkok untuk mendirikan pabrik di Indonesia," tambahnya.

Luhut juga menyampaikan agar perusahaan-perusahaan Tiongkok yang telah bekerja sama dengan Indonesia dalam investasi energi hijau, turut mengundang supplier-nya untuk berinvestasi di Tanah Air. Khususnya industri baterai berbasis nikel untuk menggunakan produksi nikel di Indonesia.

Jakarta yang dikelilingi oleh pembangkit listrik batu bara, memiliki kualitas udara terburuk kedua di dunia pada Jumat (14/6/2024) pagi. Indeks kualitas udara kota mencapai 165, dengan konsentrasi partikel PM 2,5 sebesar 75 mikrogram per meter kubik. Ini 15 kali lebih tinggi dari rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

China menjadi salah satu investor utama Indonesia. Indonesia mencatatkan penanaman modal asing (FDI) dari China sebesar US$ 1,87 miliar sepanjang kuartal pertama 2024, menjadikan China sebagai investor asing terbesar ketiga bagi Indonesia

Sebelumnya, Luhut mengatakan investor dari China yang tidak disebutkan namanya berencana berinvestasi dalam proyek kaca fotovoltaik di Kalimantan Utara. Luhut mengeklaim bahwa investasi tersebut bernilai hingga US$ 4 miliar.