Hipmi Riau: UKM Harus Buat Kemasan Produk Bagus

Ahad, 28 September 2014

post

INHILKLIK.COM, Pekanbaru - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Riau, menyarankan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah tersebut membuat kemasan produk yang bagus serta sesuai standar agar mampu menarik perhatian pasar yang lebih luas.
         
"Kebanyakan UKM di sini (Riau) sulit berkembang karena pemasaran produk yang belum optimal," kata Ketua Hipmi Riau, Ahmi Septari di Pekanbaru, Minggu (28/09/2014)
         
Menurut dia, kemasan produk yang masih di bawah standar dan tidak menarik akan dapat mempengaruhi daya minat konsumen untuk membeli sehingga mereka juga kesulitan untuk bersaing di pasar.
         
Bahkan, tidak jarang kondisi tersebut menjadi penyebab para pelaku UKM berjalan ditempat tanpa adanya perkembangan yang signifikan.
         
Untuk itu, dia menilai pendidikan interpreneur, terutama dari segi pamasaran perlu diberikan kepada para pelaku UKM sehingga mereka lebih kreatif dalam mencari peluang untuk mengembangkan usaha.
         
Selama ini, katanya, sering kali pendidikan pemasaran terlupakan meskipun para pelaku usaha ini telah banyak mengikuti pelatihan dan pendidikan  interpreneur di berbagai tempat.
         
Di sisi lain, dia mengakui kualitas dan kuantitas produksi juga mesti menjadi perhatian karena akan berpengaruh terhadap kebutuhan para pembeli.
         
"Kalau produk sudah sesuai kebutuhan konsumen dan kemasan standar pasar, maka diyakini para pengusaha akan mudah untuk lebih maju," katanya.
         
Dia menambahakan. Hipmi akan terus mencoba untuk mendorong peningkatan skill para UKM dan pengusaha supaya lebih kreatif dan mapan dalam memasarkan produk.
         
Salah satu program yang ditawarkan yakni "one in twenty movement" berupa pembekalan terhadap pengusaha, terutama yang pemula.
         
Dalam program tersebut akan dilatih para pelaku usaha yang nanti akan menjadi pendamping pula bagi yang lainnya.
         
Bersama program tersebut, dia berharap UKM Indonesia siap menghadapi AFTA 2015 dan menuju lima persen jumlah wirausaha Indonesia 2020.
         
"Kita juga berkeinginan untuk mendorong UMKM Indonesia dilirik internasional," katanya. (antara)