Terra dan Aqua Temukan 21 Titik Api di Inhil

Selasa, 23 September 2014

post

Ilustrasi/Net
INHILKLIK.COM, Tembilahan - Hasil pantauan Satelit NOAA 18 BLH Inhil tanggal 19, 20 dan 21 September ditemukan 1 titik api di Inhil. Namun berdasarkan satelit Teraa terdapat 21 titik api pada waktu yang sama, dimana kondisi tersebut kembali meningkat tajam dari beberapa hari sebelumnya.

Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Inhil, melalui Kepala Bidang Kerusakan Lingkungan, Ardi Yusuf, jumlah titik api berdasarkan satelit Teraa tersebut meningkat dari hari-hari sebelumnya, yaitu sekitar 18 titik api.

"Jumlah titik api yang terpantau pada Jumat, Sabtu dan Minggu sore, (21/9) meningkat lagi hingga mencapai 21 titik, namun itu hanya berdasarkan satelit Teraa, dimana keakuratan satelit NOAA 18 yang lebih bik hanya memantau 1 titik api pada tanggal 21 di Desa Kota Baru Reteh Kecamatan Keritang," tutur Ardi Yusuf, Senin (22/9).

Dijelaskan Ardhi, munculnya titik api tersebut, dikarenakan kebakaran hutan dan lahan yang karena saat ini tengah berlangsung musim kemarau, sehingga banyak lahan hutan dan kebun yang mengering dan mudah tersulut kebakaran.

Oleh karena itu, kondisi tersebut harus segera diantisipasi oleh semua pihak terkait, terutama aparat dan masyarakat setempat. Sehingga, titik api yang ditemukan saat ini dapat segera diminimalisir, agar tidak semakin meningkat jumlahnya.

"Untuk mengantisipasi meningkatnya titik api ini, kita minta masyarakat yang berkebun dan berladang, tidak melakukan pembakaran lahan, baik untuk membersihkan ataupun membuka lahan baru. Sebab, resiko yang ditimbulkan nantinya sangat besar, seperti terjadinya kebakaran hutan dan lahan," terangnya.

Adapun wilayah-wilayah yang ditemukan titik api menurut satelit Teraa tersebut adalah Kecamatan Gaung 2 titik, Teluk Belengkong 1 titik, Pelangiran 5 titik, Mandah 4 titik, Gaung Anak Serka 1 titik, Concong 1 titik, Kempas 1 titik, Pulau Burung 2 titik, Tempuling 2 titik dan 1 titik di Tembilahan Hulu dan 1 titik di Kemuning.

Walaupun keakuratam Teraa dinyatakan tidak kuat, namun kondisi udara di Kota Tembilahan dan sekitarnya semenjak tiga hari terakhir memang cenderung berkabut karena kabut asap, bahkan hidungpun terasa pedih jika lama-lama berkativitas di luar ruangan. (adv/hms/daririau)