|
Ilustrasi kebakaran |
INHILKLIK.COM, Pekanbaru - Asap kebakaran hutan dan lahan dari Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) yang terbawa angin kini sudah mencapai Kota Pekanbaru, Riau, dan menimbulkan polusi udara.
Berdasarkan pantauan Antara di Pekanbaru, Sabtu (13/9), asap mulai terasa sejak pukul 10.00 WIB dan mulai pekat pada siang hari. Polusi asap mulai berdampak pada kualitas udara karena berdasarkan alat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di pusat Kota Pekanbaru terpantau indikator kualitas udara mulai menurun ke kondisi "Sedang".
Alat tersebut juga mencatat Particular Mater 10 (PM 10) yang biasa terkandung pada asap sisa kebakaran berada pada angka 70, sedangkan kualitas udara sehat jika PM 10 berada di bawah angka 50.
Asap juga menurunkan jarak pandang di landas pacu Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, Pekanbaru. Airport Duty Manager Bandara SSK II, Ibnu Hasan, jarak pandang turun drastis pada siang hari namun belum ada laporan mengganggu penerbangan.
"Jarak pandang di SSK II pada pukul 13.45 WIB turun tinggal 500 meter," kata Ibnu.
Analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sanya Gautami, mengatakan kuat dugaan asap yang menyelimuti Pekanbaru merupakan kiriman dari Sumatera Selatan.
"Pergerakan angin juga bergerak dari Selatan menuju Utara," katanya.
Namun, ia mengatakan di Riau sendiri terdapat titik panas (hotspot) yang kemungkinan juga turut menyumbang asap di daerah sendiri.
Sementara itu, Kepala Divisi Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo, mengatakan dalam periode 24 jam terakhir satelit Terra & Aqua dengan sensor Modis mendeteksi ada 264 titik panas di Sumatera Selatan. Mayoritas titik panas di Sumatera memang berasal dari daerah tersebut.
Sementara itu, Provinsi Riau terdeteksi ada sembilan titik panas. Kemudian Provinsi Bangka Belitung terdeteksi ada 22 titik, Lampung 15, Jambi delapan titik, dan Sumatera Utara satu titik.
"Asap dari Sumatera Selatan mengarah ke Riau dan Jambi," tambahnya. (Antara)