Kelanjutan Proses Hukum Kebakaran Lahan di Inhil Masih Dipertanyakan

Rabu, 26 Maret 2014

post

Kebakaran lahan/Foto: Antara
INHILKLIK.COM, Tembilahan - Mayoritas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Inhil terjadI di areal perkebunan perusahaan, namun sampai saat ini tidak jelas kelanjutan penyelidikannya. 

Padahal, setidaknya ada dua perusahaan yang mengalami Karhutla yang luasan areal yang terbakar cukup luas, seperti di areal PT Surya Agrindo Mandiri di Kecamatan Tempuling dan PT Surya Perkasa Agung di Kecamatan Pelangiran. 

Karhutla di lahan milik PT Surya Agrindo Mandiri (PT SAM), Selasa (17/2/13) lalu di Parit Minang dan Parit 6 Kelurahan Sungai Salak, Kecamatan Tempuling. Dalam kebakaran lahan yang berlokasi di Blok V44 dan Blok V43 ini menghanguskan lebih kurang 35 hektar lahan. 

Dan Karhutla di Dusun Kampung Danau Simpang Kanan, Desa Simpang Gaung, Kec. Pelangiran, Sabtu (22/2/14) lalu yang menghanguskan 90 rumah warga setempat. Keterangan polisi sumber api dari kebakaran lahan di areal PT Surya Perkasa Agung (PT SPA). 

Kemudian kebakaran laham di Desa Gembira, Selasa (25/2/14) lalu yang menghabiskan puluhan hektar perkebunan kelapa petani setempat. Pengakuan Kepala Desa Gembira, Bunyamin, kobaran api berasal dari areal konservasi PT Bina Duta Laksana (PT BDL). 

Kapolres Inhil, AKBP Suwoyo, S.IK, M.Si ketika dikonfirmasi riauterkinicom, Rabu (26/3/14) belum memberikan tanggapan, terkait kelanjutan penyelidikan kebakaran di areal perkebunan perusahaan tersebut dan apa ada pemeriksaan terhadap orang perusahaan atas kasus ini. 

Sebagai catatan, data BLH Inhil, dalam rentang dari bulan Januari sampai 14 Maret ini saja ditemukan 270 titik api di Inhil, sebanyak 156 titik ditemukan di areal perusahaan perkebunan, belum termasuk di areal HTI dan HPH. 

Persentasenya, di areal perkebunan perusahaan sebesar 58 persen, areal peruntukan lain (APL) sebesar 26 persen, hutan tanaman industri sebesar 10 persen dan hak pengusahaan hutan (HPH) sebesar 6 persen. 

Adapun ratusan titik api yang ditemukan di kawasan Inhil tersebut berasal dari kebakaran lahan di PT Alam Lestari Inti Sawit (4 titik api), PT Bumireksa Nusasejati (15 titik api), PT Guntung Hasrat Makmur (59 titik api), PT Multi Gambut Industri (21 titik api), PT Riau Sakti Trans Mandiri (25 titik api), PT Riau Sakti United Plantation (1 titik api), PT Agroraya Gema Trans (6 titik api), PT Tenaga Pembangunan Sejahtera (6 titik api). 

Dan PT Shadu Eka Citra (8 titik api), PT Thai Rajvithi (2 titik api), PT Bhara Induk (10 titik api), PT Mutiara Sabuk Khatulistiwa (3 titik api), PT Siberida Wana Sejahtera (1 titik api), PT Satria Perkasa Agung (3 titik api), PT Bina Duta Laksana (5 titik api), PT Sumatera Riang Lestari (12 titik api). 

Serta PT Panca Sarana Selaras (6 titik api), PT Riau Agro Indo Palma (2 titik api), PT Guntung Idaman Nusa (8 titik api), PT Agro Sarimas Indonesia (3 titik api).


Source: riauterkini.com