Anak Menteri Ketinggalan, Pesawat Dilarang Mendarat

Jumat, 07 Maret 2014

post

Middle East Airlines dilarang mendarat (Foto: AFP)Baghdad (Inhilklik) - Ulah arogan seorang anak menteri diperlihatkan oleh Mahdi al-Amiri, yang merupakan putra dari seorang menteri di Irak. Anak menteri yang ketinggalan penerbangan itu, memerintahkan pesawat Middle East Airlines (MEA) untuk dilarang mendarat di Baghdad.

"Pesawat dijadwalkan untuk terbang dari Lebanon pada pukul 12:40 Kamis 6 Maret 2014 (waktu setempat). Demi menunggu Mahdi al-Amiri yang saat itu masih berada di ruang tunggu bisnis, staf menunda penerbangan hingga enam menit," ujar Direktur MEA Marwan Salha, seperti dikutip Reuters, Jumat (7/3/2014).

"Kami sudah melakukan pengumuman dan memanggil penumpang untuk terakhir kalinya. Pesawat kemudian lepas landas, tetapi salah satu penumpang kami ketahui adalah putra dari Menteri Irak," lanjutnya.

Salha mengatakan, ketika Amiri tiba di gerbang, dirinya marah dan langsung mengatakan, "Saya tidak akan mengizinkan pesawat itu mendarat di Baghdad".

Setelah itu Salha mendapatkan telefon dari otoritas Bandara Baghdad, usai pesawat mengudara selama 21 menit. Pihak bandara mengatakan bahwa tidak ada izin mendarat untuk pesawat MEA. Akhirnya pesawat terpaksa kembali ke Beirut, Lebanon dan penumpang pun batal melanjutkan perjalanannya.

"Sangat mengganggu, karena ini benar-benar ulah dari nepotisme. Kami berharap pesawat bisa kembali terbang pada Jumat hari ini, karena tidak ada penerbangan lagi pada Kamis," tuturnya.

Namun Juru Bicara Kementerian Transportasi Irak Kareem al-Nuri mengatakan, mereka tengah melakukan pembersihan bandara dan membantah bahwa MEA dilarang mendarat. "Karena pesawat ini datang di saat pembersihan, jadi kami meminta mereka memutar arah," dalih Al-Nuri.

Tetapi pejabat di Bandara Baghdad mengaku bahwa lalu lintas bandara saat itu dalam kondisi normal dengan 30 pesawat yang mendarat pada Kamis. Satu-satunya pesawat yang balik arah adalah yang berasal dari Beirut.

Menteri Transportasi Hadi al-Amiri adalah kepala Organisasi Badr yang merupakan sekutu dari Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki. Banyak rakyat Irak meyakini, keluarga dari pejabat ataupun petinggi partai politik kerap bertindak melanggar hukum dan semena-semena.

Segera setelah berita mengenai putra Amiri keluar, rakyat Irak langsung mencela mereka di sosial media. Bahkan ada yang membandingkan Amir seperti Saddam Hussein dengan anaknya, Uday, yang kerap melakukan tindakan melawan hukum. | okezone