Bubur Asyura, Traidisi Tahunan di Inhil

Jumat, 15 November 2013

post

Bubur Asyura (Foto: Int)
Teluk Pinang, GAS (Inhilklik) - Sejumlah warga Parit 8, Kelurahan Teluk Pinang, Kecamatan Gaung Anak Serka membuat Bubur Asyura secara bersama-sama, di salah satu rumah tokoh masyarakat setempat, Kamis (14/11).

Tradisi yang dilaksanakan setiap tahun dan terus dijaga kelestariannya secara turun temurun ini, dalam rangka mengenang perjuangan Rasulullah SAW saat kesulitan bahan makanan di medan perang.

Menurut Ketua RT 6 RW 3 Kelurahan Teluk Pinang, Ali Ramli, setiap tahunnya pada tanggal 10 Muharam, ia bersama warga sekitar selalu membuat Bubur Asyura. Dimana, warga secara bergotong royong menyediakan bahan-bahan untuk pembuatan bubur tersebut, dan kemudian memasaknya.

“Ini sudah kebiasaan kita dari dulu, setiap tanggal 10 Muharam kita bersama warga membuat Bubur Asyura, dari bahan-bahan yang telah disiapkan warga, seperti beras, sayuran dan buah-buahan, serta ditambah bahan lainnya. Setelah bubur ini masak, lalu dibagikan dan dimakan secara bersama-sama, dengan terlebih dahulu dibacakan do’a selamat,” tutur Ali Ramli.

Menanggapi adanya tradisi pembuatan Bubur Asyura tersebut, tokoh ulama Inhil, HM Ali Azhar menjelaskan, bahwa kemunculan Bubur Asyura terjadi pada tahun kedua Hijriyah saat perang Tabuk. Dimana, ketika itu terjadi krisis makanan. Sehingga, Nabi Muhammad SAW meminta bahan makanan yang ada diolah menjadi bubur.

“Karena kejadian membuat bubur campur itu pertama kali pada tanggal 10 Muharam, yang juga disebut hari Asyura, maka disebutlah bubur ini sebagai Bubur Asyura,” terangnya.

Selain itu, ada beberapa kejadian menunjukkan, bahwa pada 10 Muharam terjadi peristiwa-peristiwa penting di kalangan para Nabi Allah. Diantaranya, pada tanggal 10 Muharam selamatnya Nabi Nuh dari banjir besar yang melanda negerinya, dan Nabi Yunus AS dapat keluar dari perut ikan Nun. Kemudian, pada tanggal tersebut juga lepasnya Nabi Ibrahim AS dari hukuman pembakaran yang dilakukan oleh Namruz, serta hari dibebaskannya Nabi Yusuf dari penjara.

“Karena banyaknya momen penting yang terkait dengan 10 Muharram, maka umat Muslim pun kemudian dianjurkan untuk berpuasa dan membaca sejumlah do’a. Bahkan, menjelang akhir hidupnya, Nabi Muhammad SAW sempat menyarankan umat Islam agar berpuasa pada tanggal 9 sampai 10 Muharram,” imbuhnya.

Pantauan di lapangan, selain di Kelurahan Teluk Pinang, pembuatan Bubur Asyurajuga dilakukan oleh warga yang ada di daerah lainnya, seperti di Kecamatan Tembilahan dan Tembilahan Hulu. Bahkan, hampir di seluruh wilayah Kabupaten Inhil. (rhw)