Pekanbaru (Inhilklik) - DPD I Partai Golongan Karya (Golkar) Provinsi Riau
menunjuk Aprizon SP sebagai pelaksana tugas (Plt) Ketua DPD II Partai
Golkar Indragiri Hilir menggantikan HM Raus Walid, menjelang pelaksanaan
Pemilukada, 4 September mendatang.
Kabar dilengserkannya HM raus Walid ini mencuat
diduga tidak konsistennya Raus Walid dalam menjalankan tugas partai
untuk memenangkan pasangan calon Gubernur Riau Anas Maamun-Andi Rahman
serta Calon Bupati Indragiri Hilir HM Wardan-H Rosman Malomo yang
diusung Golkar.
Apalagi, Raus Walid selama ini dikenal punya hubungan dekat dengan mantan Ketua DPD
I Partai Golkar Riau Indra Muchlis Adnan yang dilengserkan beberapa waktu lalu.
Aprizon
sendiri ketika dihubungi mengaku, tugasnya adalah menjalankan amanah
partai agar mesin politik pohon beringin tetap berkibar di 'Negeri
Seribu Parit' itu.
"Tugas saya pertama adalah memenangkan
pasangan calon Gubernur dan Bupati yang disung Partai Golkar. Sejauh ini
tak ada kendala, karena mesin partai berjalan sesuai intruksi. Mengenai
pemecatan Raus Walid, itu adalah urusan DPD I, karena saya hanya
ditunjuk untuk melanjutkan kegiatan," kata Aprizon seperti yang dilansir politikriau.com.
Menurutnya,
pengangkatan dirinya sesuai Surat Keputusan DPD I Partai Golkar Riau
Nomor Kep-30 DPD/GOLKAR-R/VIII/2013 mengenai Penunjukkan Pelaksanaan
Tugas Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten Indragiri
Hilir.
Ketika hal ini dikonfirmasi kepada Raus Walid, belum bisa
terhubung. Nomor handphone yang selama ini diketahui miliknya
berkali-kali dihubungi redaksi tetap dalam kondisi mati.
Membangkang Putusan Golkar
DPD Golkar Riau menegaskan, keputusan soal pemberhentian Raus Walid dari
kursi Ketua DPD II Partai Golkar Indragiri Hilir (Inhil) terkait
loyalitas kader terhadap kepentingan partai.
Wakil Ketua Bidang
Infokom Partai Golkar Riau, Eddy Akhmad RM, seperti dilansir politikriau.com
membeberkan, permasalahan ini erat hubungannya dengan Pilkada di Inhil.
Tapi, Edy mengakui, tidak mengetahui persis detail permasalahannya.
"Secara
pribadi saya memahami sulitnya rekan-rekan kader Golkar di Inhil untuk
bersikap. Tapi mungkin pimpinan partai memiliki penilaian lain terhadap
persoalan yang kini tengah dihadapi. Permasalahan yang terjadi dianggap
sebagai sebuah pembangkangan," ungkapnya.
Menurut dia,
pemberhentian Raus Walid berkaitan erat pula dengan persoalan dukungan
dan pembentukan tim sukses calon yang diusung Partai Golkar di Inhil.
"Informasi
yang saya dapat, orang yang berada di tim Wardan sekarang ini adalah
orang-orang yang pernah berseberangan dengan kelompok Raus Walid. Inilah
titik persolannya," timpal Eddy Akhmad RM.
Sedangkan informasi
yang beredar menyebutkan, perpecahan di tubuh Partai Golkar Inhil sudah
mencuat sejak awal penetapan bakal calon bupati setempat. Sebab, Raus
Walid selaku Ketua DPD II Golkar Inhil saat itu berkeras untuk
'mendudukkan' Edi Syafwanur sebagai calon bupati Inhil.
Namun,
hal ini ditentang sejumlah DPC Golkar di Inhil karena dinilai tidak
mengkomunikasikan rencana Raus Walid itu dengan DPC-DPC. Terlebih lagi,
ketika itu kursi Ketua DPD Golkar Riau sudah direbut Annas Maamun dari
Indra Mukhlis Adnan. Upaya Raus Walid pun mulai ditentang banyak DPC.
Karena
rencana mendukung Edi Syafwanur tidak melibatkan DPC, saat itu
suara-suara untuk mengajukan mosi tak percaya kepada Raus Walid pun
mencuat. Bahkan, hampir seluruh DPC Partai Golkar di Inhil berangkat ke
Pekanbaru menemui pengurus DPD Riau minta Raus Walid dicopot.
Untungnya,
ketua Annas Maamun kala itu menengahi persoalan tersebut dan masih
memberikan 'maaf' kepada Raus Walid. Annas tak mau mengganti Raus Walid,
asalkan Raus mendukung Wardan, sebagaimana yang sudah menjadi keputusan
partai.
Belakangan, meski secara kepartaian Raus Walid mendukung
Wardan, namun di balik itu dia disebut-sebut masih terus memberikan
dukungan kepada Edi Syafwanur, calon bupati Inhil dari Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Gelagat
itu kontan membuat Partai Golkar marah. Akhirnya, pekan lalu DPD I
Partai Golkar Riau langsung ambil sikap dengan 'mendepak' Raus Walid
dari kursi ketua.
(*)
Source: politikriau.com