60 Rudal Diluncurkan AS Kepangkalan Udara Suriah Untuk Balas Kekejian Bom Kimia Tentara Assad
INHILKLIK.COM, AMERIKA SERIKAT - Presiden AS Donald Trump memerintahkan militernya menembakkan puluhan rudal jelajah ke pangkalan udara Suriah pada Kamis, 6 April 2017, waktu setempat. Serangan ini merupakan serangan langsung pertama yang ditujukan Trump pada Presiden Suriah Bashar Assad sebagai reaksi atas serangan kimia mematikan yang terjadi awal pekan ini di Kota Khan Sheikhoun, Idlib, timur laut Suriah.
Sebanyak 60 rudal Tomahawk diluncurkan oleh pasukan AS untuk menyerang pangkalan udara Shayrat di Homs, barat Suriah. Serangan itu berasal dari dua kapal angkatan laut yang diposisikan di Laut Mediterania.
"Malam ini saya memerintahkan serangan militer yang ditargetkan pada lapangan udara di Suriah, tempat serangan kimia diluncurkan. Serangan ini kepentingan kepentingan keamanan nasional yang vital bagi AS untuk mencegah serta menghalangi penyebaran dan penggunaan senjata kimia mematikan," ujar Trump kepada wartawan, sebagaimana yang dilansir dari The Guardian, Jumat, 7 April 2017.
Tembakan rudal dari AS ini diklaim sebagai reaksi atas serangan kimia mematikan yang terjadi awal pekan ini di Kota Khan Sheikhoun, Idlib, timur laut Suriah. Serangan paling mematikan dalam beberapa tahun di negara itu mengakibatkan setidaknya 86 orang tewas, termasuk 30 diantaranya adalah anak-anak.
"Tak dapat dibantah lagi bahwa Suriah telah menggunakan senjata kimia terlarang, melanggar kewajiban-kewajibannya di bawah konvensi senjata kimia dan mengabaikan Dewan Keamanan PBB," kata Trump lagi.
Pentagon memberikan penjelasan pada wartawan bahwa mereka telah melacak pesawat yang terlibat dalam serangan kimia. Para pejabat AS mengatakan mereka percaya bahan kimia yang digunakan adalah gas sarin.
PBB dan para pemimpin Barat telah menyalahkan serangan kimia tersebut terhadap pemerintah Suriah, yang membantah menggunakan senjata kimia terhadap warga negaranya sendiri.
Rusia, sekutu Suriah, juga membantah pemerintahan Assad bertanggung jawab atas serangan kimia mematikan itu. Paparan bahan kimia yang mematikan itu diklaim Rusia disebabkan oleh gudang senjata milik pemberontak Suriah.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan Rusia bertanggung jawab atas kesepekatan pada 2013 yang seharusnya menghilangkan persediaan senjata kimia Presiden Assad.
"Mereka akan bertindak sebagai penjamin bahwa senjata kimia tersebut tidak ada lagi di Rusia. Jelas bahwa Rusia telah gagal memenuhi komitmen yang disepakati sejak 2013," terang Tillerson.
Ia pun mengakui bahwa tidak ada diskusi dengan Rusia sebelum atau bahkan sejak serangan rudal itu diluncurkan. Namun, Pentagon menegaskan bahwa Rusia telah diberitahu terlebih dahulu soal serangan itu melalui saluran militer
"Pasukan Rusia telah diberitahukan sebelumnya terkait serangan pemogokan menggunakan jalur yang dikuasai," jelas Tillerson lagi.
Pentagon mengatakan, percaya bahwa serangan rudal itu telah membuat rusak parah atau hancur pesawat Suriah dan dukungan infrastruktur. (r24)
Harga Emas Anjlok 3 Persen, Dipicu Berita Gencatan Senjata Israel-Hezbollah dan Bessent
INHILKLIK - Harga emas turun lebih dari 3% pada Senin (25/11), mengakhiri reli lima sesi yang mem.
Pertama Kali Terjadi dalam 130 Tahun, Gunung Fuji Kehilangan Lapisan Saljunya
INHILKLIK - Gunung Fuji yang ikonis di Jepang, dikenal karena lapisan saljunya yang selalu bertah.
Rupiah Dibuka Melemah ke Rp15.840, Terpukul Sentimen Pilpres AS dan Kenaikan Dolar
INHILKLIK - Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.840 per dolar Amerika Serikat (AS) pad.
Ilmuwan Berhasil Mengungkap Waktu Kematian Matahari
INHILKLIK - Penelitian tentang tata surya menjadi semakin akurat. Universitas Warwick dan Badan A.
Bumi Akan Alami Kenaikan Suhu Global 3,1 Derajat Celsius yang Dapat Picu Bencana Iklim
INHILKLIK - Bumi berpotensi mengalami pemanasan global hingga 3,1 derajat celsius pada akhir abad.
Olimpiade Paris 2024: Indonesia Gagal Tambah Medali dari Panjat Tebing Putri
INHILKLIK, - Indonesia gagal menambah medali dari panjat tebing putri pada Olimpiade Paris 2024 s.