Elektabilitas Golkar Menurun, DPP: Jangan Salahkan Setnov

INHILKLIK.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Mahyudin meminta semua pihak bekerja keras untuk memperbaiki elektabilitas Partai Golkar. Hal ini menyusul hasil sejumlah survei, salah satunya survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bahwa elektabilitas Partai Golkar menurun sejak akhir Desember 2015 dari 12,3 persen menjadi 11,4 persen pada September 2017.
Menurutnya, Partai Golkar masih mempunyai waktu untuk mengembalikan elektabilitas yang didapat partai berlambang pohon beringin pada 2014 yakni 16 persen. "Untuk bekerja sampai Pemilu 2019 saya kira masih punya waktu untuk memperbaiki kalau hanya turun jadi 11 persen untuk mencari 3-4 persen atau lima persen mungkin kita masih kuat, asal kita solid," ujar Mahyudin, Jumat (6/10/2017).
Menurutnya, jangan kemudian penurunan elektabilitas tersebut justru menjadi ajang mencari kesalahan atau kambing hitam. Termasuk, salah satunya kepada Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto.
Sebab, kata Mahyudin, meski ia mengakui kasus hukum yang sempat menjerat Novanto memang memperngaruhi elektabilitas Partai, tidak serta merta penurunan karena hal tersebut. Terlebih saat ini diketahui, gugatan praperadilan penetapan tersangka Novanto dikabulkan dan membuat status tersangka kepada Novanto gugur.
"Tentu untuk mengatakan dia bersalah ya masih jauh. kedua saya kira memang sedikit banyaknya itu memperngaruhi, elektabilitas PG dimana memang pemilih sekarang itu cenderung cair dan tidak ada fanatisme tapi yang tersisa di Golkar saya kira pemilih fanatisme Golkar," ujarnya.
Wakil Ketua MPR itu menilai, daripada mencari kesalahan, lebih baik jajaran kader merapatkan barisan dan bekerja keras meyakinkan masyarakat terhadpa Partai Golkar. Hal ini juga nantinya dapat menaikan elektabilitas Partai Golkar.
"Merapatkan barisan, mensolidkan organisasi, tidak perlu kita mencari kambing hitam siapa yang salah atau elektabilitas ini dilimpahkan kepada ketua umum, tidak seperti itu. Kita juga harus intropeksi apa sih yang sudah kita kerjakan," ujarnya.
Lebih lanjut, Mahyudin juga mengatakan, hasil survei bukanlah penentu mutlak kemenangan partai di Pemilu 2019 mendatang. Apalagi survei masih dalam taraf toleransi margin of eror dengan posisi Golkar tetap nomor dua. "Ya kita melihat survei itu bahan masukan jadi bukan sesuatu yang mutlak tapi masukan bagi kinerja PG. nah itu biasa, sebelum pemilu 2014 juga Golkar turun naik angka segitu," ujarnya. (yan/republika)
2025 Harga Rokok Naik, Pemerintah Batasi Konsumsi Produk Berdampak Negatif bagi Kesehatan
INHILKLIK - Pemerintah telah menetapkan harga jual eceran (HJE) rokok untuk 2025.Meski tar.
Rupiah Melemah di Awal Perdagangan
INHILKLIK - Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini Senin (9/12/2024) terhadap kurs dolar Am.
Potensi Transaksi Judi Online Mencapai Rp 1.000 Triliun pada 2026
INHILKLIK - Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengatakan, potensi transaksi judi online me.
Indonesia Bakal Impor Beras 1 Juta Ton
INHILKLIK - Pemerintah membuka peluang impor beras 1 juta ton. Menteri Koordinator bidang Pangan .
Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp6.623 Triliun
INHILKLIK - Dalam rangka menjaga agar struktur Utang Luar Negeri (ULN) tetap sehat, Bank Indonesi.
OJK Prediksi 20 Bank akan Bangkrut Tahun Ini
INHILKLIK - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi bahwa akan ada 20 BPR yang tutup sampai akhi.