Teror Bom Marak, 14 Negara Larang Warganya ke Indoneisa
INHILKLIK.COM, JAKARTA - Teror bom di sejumlah daerah, seperti yang terjadi di Surabaya, Sidoarjo dan Riau berdampak buruk bagi branding Indonesia di dunia internasional. Sebanyak 14 negara resmi mengeluarkan travel advice atau peringatan keamanan untuk warganya yang akan berkunjung ke Indonesia.
14 negara yang saat ini telah mengeluarkan status travel advisory adalah Inggris, Amerika Serikat, Australia, Hongkong, Singapura, Selandia Baru, Malaysia, Polandia, Irlandia, Kanada, Prancis, Filipina, Brasil dan Swiss.
Kondisi ini disadari maupun tidak berpotensi mengancam pariwisata Bali, mengingat besarnya kunjungan negara-negara tersebut ke Bali selama ini.
Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir mengatakan, travel advice merupakan hal yang biasa.
“Itu bagus, artinya di mana saja sangat normal bahwa kejadian di satu negara akan menjadi perhatian negara lain, terutama menyangkut keselamatan warganya,” kata Fachir di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (16/5/2018) dikutip harianriauco dari laman pojoksatuid.
Fachir mengatakan, pihaknya sudah mencoba meyakinkan pada negara lain bahwa Indonesia aman meski ada sejumlah aksi teror dalam beberapa waktu terakhir.
“Kita mengatakan kita aman, kita aman. Semua berjalan normal. Bahkan di Surabaya sudah berjalan normal,” tambahnya, seperti dikutip dari Radar Bali, Kamis (17/5).
Sementara itu, Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati tidak terlalu mengkhawatirkan pengeluaran status advisory tersebut.
Dia mengklaim, dari hasil wawancara kecil-kecilan yang dilakukan internal PHRI, sejumlah tamu justru tidak perduli dengan adanya teror tersebut.
“Mereka tidak menghiraukan, karena mereka paham Bali lokasinya jauh,” kata Cok Ace sapaan akrabnya.
Namun, kata dia, kondisi ini tentu saja tetap ada pengaruhnya bagi pariwisata Bali. Dari laporan sejumlah anggota PHRI, sudah ada beberapa pembatalan kedatangan ke Bali akibat teror ini.
Hanya saja, dampak tersebut masih kecil yakni di bawah 5 persen. “Tidak seperti Gunung Agung kemarin,” tuturnya.
Dia berharap, teror yang terjadi di sejumlah wilayah bisa teratasi. Ini untuk menjawab, kepada dunia bahwa penanganan keamanan di Indonesia sangat baik.
Sehingga timbul kepercayaan untuk datang lagi ke Indonesia khususnya Bali. Tapi kalau aksi teror terus terjadi,
tidak menutup kemungkinan akan mengancam pariwisata Bali mengingat bisnis pariwisata merupakan bisnis yang sensitif menyangkut keamanan.
“Jangan sampai kondisi ini dimanfaatkan kompetitor untuk menyebarkan berita hoax, untuk tidak berkunjung ke Indonesia, khususnya Bali,” terang tokoh puri Ubud ini.
Dia pun mengimbau kepada hotel, untuk lebih meningkatkan kewaspadaan di lingkungan hotel.
Misalnya dengan melakukan penjagaan lebih ekstra serta memasang tambahan CCTV di sejumlah obyek vital hotel serta memperketat pemeriksaan kepada tamu hotel yang menginap.
“Ini untuk memaksimalkan keamanan. Kalau mereka dijelaskan pasti mengerti, ini juga demi keamanan dan kenyamanan tamu,” pungkasnya.
Harga Emas Anjlok 3 Persen, Dipicu Berita Gencatan Senjata Israel-Hezbollah dan Bessent
INHILKLIK - Harga emas turun lebih dari 3% pada Senin (25/11), mengakhiri reli lima sesi yang mem.
Pertama Kali Terjadi dalam 130 Tahun, Gunung Fuji Kehilangan Lapisan Saljunya
INHILKLIK - Gunung Fuji yang ikonis di Jepang, dikenal karena lapisan saljunya yang selalu bertah.
Rupiah Dibuka Melemah ke Rp15.840, Terpukul Sentimen Pilpres AS dan Kenaikan Dolar
INHILKLIK - Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.840 per dolar Amerika Serikat (AS) pad.
Ilmuwan Berhasil Mengungkap Waktu Kematian Matahari
INHILKLIK - Penelitian tentang tata surya menjadi semakin akurat. Universitas Warwick dan Badan A.
Bumi Akan Alami Kenaikan Suhu Global 3,1 Derajat Celsius yang Dapat Picu Bencana Iklim
INHILKLIK - Bumi berpotensi mengalami pemanasan global hingga 3,1 derajat celsius pada akhir abad.
Olimpiade Paris 2024: Indonesia Gagal Tambah Medali dari Panjat Tebing Putri
INHILKLIK, - Indonesia gagal menambah medali dari panjat tebing putri pada Olimpiade Paris 2024 s.