Altar Suku Maya Berusia Ribuan Tahun Ditemukan
INHILKLIK.COM, JAKARTA - Sebuah altar Suku Maya berusia 1500 tahun ditemukan di sebuah situs arkeologi La Corona, di kawasan hutan yang dekat dengan perbatasan dengan Meksiko dan Belize. Altar ini dipahat dari batu kapur dan memiliki berat sekitar satu ton.
Wakil Direktur Penggalian dan Penyelidikan situs ini, Tomas Barrientos mengatakan altar tersebut ditemukan di kuli dan menunjukkan penguasa Corona Raja Chak Took Icha'aak duduk dan memegang tongkat. Dari tongkat itu muncul dua dewa pelindung kota. Altar dengan ukuran 1,46 meterx1,2 meter ini berisi tulisan hieroglif Maya.
Huruf tersebut menunjukkan waktu 12 Mei 544. Penemuan lain telah memungkinkan peneliti untuk menentukan Chak Took Icha'aak juga memerintah kota terdekat bernama El Peru-Waka sekitar 20 tahun kemudian.
Barriento mengatakan bukti-bukti ini menunjukkan Dinasti Kaanul atau Kerajaan Ular juga mengembangkan politik di La Corona. Kegiatan ini memungkinkan mereka mengalahkan musuh bersama di Tikal pada 562 dan memerintah dataran rendah suku Maya di tenggara Mesoamerika selama dua abad.
Bersamaan dengan itu, Barrientos menuturkan peneliti menemukan rincian pernikahan antara seorang putri dari Kerajaan Ular dan Raja La Corona. “Altar ini menunjukkan sebagian sejarah Guatemala sekitar 1500 tahun yang lalu. Saya akan menyebut ini versi Maya yang bersejarah dari Games of Thrones,” ujar Barrientos, seperti yang dilansir dari Malay Mail, Sabtu (15/9).
“Memiliki informasi tentang apa yang terjadi selanjutnya, bagaimana mereka merencanakan strategi politik di sini, mengajarkan kita banyak tentang politik pada masa itu dan perjuangan untuk wilayah,” katanya lagi.
Selain itu, menggali dan menyelidiki Cagar Biosfer Maya untuk mendapatkan informasi La Corona dinilai berbahaya. Wilayah ini menjadi ancaman dari penjarahan, invasi, dan serangan kelompok kriminal, pengedar narkoba, serta peternak illegal.
Wakil Menteri Kebudaaan Gladys Palala mengatakan pihak berwenang berusaha melawan kelompok-kelompok kriminal yang mengepung Peten. Peten adalah sebuah wilayah yang sudah matang dengan peninggalan arkeologis. “Ke mana pun anda pergi dan menggali, anda menemukan (sesuatu). Ini adalah daerah arkeologi yang sangat bagus,” ujar Palala. (republika)
Harga Emas Anjlok 3 Persen, Dipicu Berita Gencatan Senjata Israel-Hezbollah dan Bessent
INHILKLIK - Harga emas turun lebih dari 3% pada Senin (25/11), mengakhiri reli lima sesi yang mem.
Pertama Kali Terjadi dalam 130 Tahun, Gunung Fuji Kehilangan Lapisan Saljunya
INHILKLIK - Gunung Fuji yang ikonis di Jepang, dikenal karena lapisan saljunya yang selalu bertah.
Rupiah Dibuka Melemah ke Rp15.840, Terpukul Sentimen Pilpres AS dan Kenaikan Dolar
INHILKLIK - Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.840 per dolar Amerika Serikat (AS) pad.
Ilmuwan Berhasil Mengungkap Waktu Kematian Matahari
INHILKLIK - Penelitian tentang tata surya menjadi semakin akurat. Universitas Warwick dan Badan A.
Bumi Akan Alami Kenaikan Suhu Global 3,1 Derajat Celsius yang Dapat Picu Bencana Iklim
INHILKLIK - Bumi berpotensi mengalami pemanasan global hingga 3,1 derajat celsius pada akhir abad.
Olimpiade Paris 2024: Indonesia Gagal Tambah Medali dari Panjat Tebing Putri
INHILKLIK, - Indonesia gagal menambah medali dari panjat tebing putri pada Olimpiade Paris 2024 s.