PILIHAN
Agar Calon Politikus Memperbaiki Politik Negara yang Kacau
Melba Ferry Fadly |
(Mantan Pimpinan Umun Pers Mahaiswa UIN Suska Riau)
Saya rasa semua sepakat bahwa kampus adalah miniatur sebuah negara. Layaknya sebuah negara akan bergelut dengan polemik dinamika pemerintahan yang sarat dengan kepentingan politik dalam merebut sebuah kekuasaan. Dalam buku Politik dan Kekuasaan, Adnan menuliskan bahwa politik adalah alat untuk mencapai kekuasaan.
Menarik kiranya
jika sama-sama menjawab pertanyaan sederhana tentang apa itu politik? Untuk apa
politik kampus? Untuk apa punya posisi strategis di BEM Universitas HMJ, BEM Fakultas, UKM/UKK? apa bertarung dan melakukan spekulasi-spekulasi memperebutkan posisi strategis itu? Dimanika ini
tentunya akan membuahkan beragam pertanyaan dibenak, dan tidak butuh waktu
sebentar untuk menjawabnya. Sederhananya Politik adalah seni dan strategi untuk
memepengaruhi keputusan orang lain. Begitulah politik, pada hakikatnya adalah
bersih dan netral dari kotoran, namun akan menjadi kotor ketika mental
pelakunya kotor.
Gie, seorang
aktivis 1966 bergolak dalam hatinya melihat pergerakan politik kampus pada
tahun itu. Baginya politik itu tidak ubahnya seperti lumpur yang kotor. Tapi jika
kita tidak kuat untuk menahannya, terjunlah. Dua kemungkinan yang akan terjadi.
Kita akan berjalam dalam hakikat politik yang sesungguhnya, atau juga ikut
kotor dengan lingkungan di dalamnya.
Dewasa ini
perjalanan politik kampus berkembang pesat. Semua politik akan bergerak dibawah
kepentingan. Berpolitik tidak ubahnya berstrategi. Bukan memikirkan apa
strategi lawan politik yang merekan mainkan. Tapi lebih tepatnya ‘adu strategi’–saya
agak sulit menjelaskan di bagian ini.
Ada beberapa
catatan penting mengenai urgensi dari arena politik kampus. Pertama, Dengan berpartisipasi dalam arena
perpolitikan, maka ada kesempatan menyuarakan kepentingan rakyat dan
mayoritas mahasiswa konstituen. Secara praktis, tujuan-tujuan akan tersampaikan
melalui lembaga kemahasiswaan baik BEM HMJ dan lain-lain. Lewat politik kampus kita
belajar bagaimana menjadi pemimpin bagi rakyatnya, tidak hanya dalam lingkup
kampus semata, akan tetapi meluas kepada kepentingan masyarakat.
Kedua, menganalisa kultur positif soal pengelolaan
lembaga mahasiswa, dengan mengembangkan budaya jujur dan amanah. Sebab orang yang diutus untuk mengemban amah itu diharapkan
menjalankan apa yang menjadi tujuan rakyatnya. Dengan demikian mahasiswa yang
merasa punya pemimpin, merasa terwakili dan diayomi. Pemegang kekuasaan politik kampus akan
jadi teladan kebaikan bagi rakyatnya.
Selanjutnya, jika kita sepakat kampus adalah miniatur negara, kita harus
tahu syarat sebuah negara. Diantaranya; Mempunyai wilayah/ daerah
tertentu. Adanya Rakyat, bahwa di dalam daerah/ wilayah tersebut terdapat
masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu. Adanya
pemerintahan, yaitu pemerintah yang berdaulat atas daerah dan
rakyatnya. Adanya Pengakuan negara dari negara-negara lain. Adanya Tujuan
negara.
Herannya, tidak semua
pemimpin kampus yang paham mengapa mereka berpolitik dan untuk apa mereka
berpolitik. Bahkan ada juga pemimpin yang duduk memimpin hanya jadi alat
politik saja. Mereka bukan tidak tahu, tapi merelakan dirinya untuk menjadi
bagian dari strategi politik. Bukan cara atau bagaimana mereka berpolitik di
dalam kampus. Tapi bagaimana dan apa yang sudah dilakukan oleh para politikus
kampus. Pemimpin di fakultas punya rakyat yang harus mereka ayomi. Pemimpin universitas
punya rakyat yang harus diperhatikan. Para pemimpin kampus tetap saja mengurus
persoalan politik di lembaga mereka, bukankah itu sebuah pengabaian terhadap
rakyatnya–mahasiswa.
Pesta demokrasi kampus
tidak ubahnya seperti sebuah negara yang sedang sibuk memilih pemimpinya. Ada bagian-bagian
elemen yang ikut berpartisipasi, ada elemen antusias, ada elemen trategi
pemenangan, ada pula elemen-elemen yang memang apatis dengan itu. Kehadiran semua
eleman ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Karena juga masuk dalam ranah
perpolitikan.
Jika kita kembali
untuk menyadarkan diri bahwa kampus hanya miniatur negara, artinya kita sadar
bahwa ranah intelektual ini hanyalah wadah pembelajaran. Wilayah politik sesungguhnya
belum terjangkau. Saat berada dalam ranah pembelajaran saja situasi politik
sudah semakin alot dengan janji yang menghipnotis kesadaran rakyat. Politik kampus
seharusnya menjadi contoh bagi parpol di nagara ini. Bagaimana strategi sehat yang
di utamakan. Sprortifitas yang di kedepankan. Menjaga kehormatan undang-undang.
Menyayomi masyarakat dengan kecerdasan solusi–bukan dengan pencitraan. Menjungjung
tinggi asas demokrasi. Menuntaskan agenda revormasi. Perbanyak agenda sosial daripada
seminar. Menyelesaikan keluham dan aspirasi mahasiswa.
“Untuk bisa sampai
pada satu tujuan mungkin harus melewati jalan berlumpur. Tapi jika kita sudah
sampai ditujuan tersebut, maka bersihkanlah lumpur itu agar tetap indah
dipandang mata.”
Karena keberadaan
seorang pemimpin adalah pelayan bagi rakyatnya. Bukan keuntungan di atas
penderitaan rakyatnya.
Kampus adalah tempat
belajar berpolitik. Agar calon-calon politikus bisa memperbaiki politik negara
yang kacau.
Kampus adalah lembaga
intelek, dengan cara berfikir yang bersih, strategi yang sehat dan sportifitas
yang tinggi.
Jadikan politik kampus
yang layak untuk di konsumsi masyarakat saat kita mewujudkannya dalam sebuah
negara yang utuh. (*)
BERITA LAINNYA +INDEKS
Penumpang Super Air Jet Jakarta-Pekanbaru 'Dikurung' dalam Kabin Pesawat Selama 2 Jam
INHILKLIK - Sejumlah penumpang pesawat Super Air Jet penerbangan Jakarta-Pekanbaru mengeluhkan pe.
Terpleset ke Sungai, Pria Paruh Baya di Kampar Hilang
INHILKLIK - Kakek berusia 62 tahun bernama Maksum, warga Dusun Muara Danau, Desa Sipunggung, Kabu.
Ketua Sementara DPRD Inhil Bacakan Ikrar di Hari Kesaktian Pancasila tahun 2024
TEMBILAHAN - Ketua Sementara DPRD Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Iwan Taruna membacakan Ikrar.
Ketua DPRD Inhil: Kami Tunjukan Komitmen dan Integritas
TEMBILAHAN - Iwan Taruna resmi dilantik sebagai Ketua DPRD Kabupaten Indragiri Hilir, periode 202.
Kerja DPRD Inhil Selama Dijabat Pimpinan Sementara
TEMBILAHAN - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Inhil melaksanakan rapat paripurna p.
Remaja yang Tenggelam di Sungai Sail Ditemukan Meninggal
INHILKLIK - Tim SAR gabungan berhasil menemukan Fahri (14), korban tenggelam di Sungai Sail, Jala.
TULIS KOMENTAR +INDEKS